Daerah

Perempuan Tinggi Lebih Rentan Terserang Kanker

[caption id="attachment_3591" align="alignleft" width="300"]ilustrasi*gagasanriau.com ilustrasi*gagasanriau.com[/caption] gagasanriau.com , Jakarta:Peningkatan risiko kanker ternyata tidak hanya ditentukan oleh faktor genetis, virus, maupun radikal bebas. Sebuah penelitian yang dilakukan Fakultas Kedokteran Albert Einstein College, Yeshiva University, New York, Amerika Serikat menunjukkan, risiko kanker perempuan dapat ditentukan dari tinggi badannya. "Kanker adalah penyakit dimana hormon dan faktor pertumbuhan telah memodifikasi berbagai hal," kata Geoffrey C. Kabat, ahli epidemiologi senior di departemen epidemiologi dan kesehatan penduduk Fakultas Kedokteran Albert Einstein College, Yeshiva Unmiversity, Kamis, 25 Juli 2013. "Tinggi badan itu sendiri bukan merupakan faktor risiko, tetapi tinggi badan tampaknya menjadi penanda satu atau lebih paparan kanker," tambahnya. Dalam satu penelitian terhadap 20 ribu perempuan pasca menopause di New York menunjukkan, perempuan yang berbadan tinggi ternyata memiliki risiko dan terkena kanker lebih banyak antara lain kanker payudara, kanker usus besar, dan kanker kulit. Temuan ini telah dipublikasikan di Cancer Epidemiologi, Biomakers and Prevention. Para peneliti menemukan,setiap perubahan 4-inchi tinggi badan, ada peningkatan 13 persen pengembangan risiko kanker. Dari semua jenis kanker, yang paling banyak terkait dengan tinggi badan adalah kanker ginjal, rektum, tiroid dan darah. Risiko kanker meningkat sebesar 23-29 persen untuk setiap kenaikan 4 inci dari tinggi badan. Belum dapat dijelaskan secara lebih terpadu mengapa tinggi badan dapat mempengaruhi faktor risiko kanker. Namun menurut Kabat, faktor hormon pertumbuhan yang lebih banyak pada perempuan lebih tinggi-lah yang memicu pertumbuhan sel kanker. Selain itu, tubuh yang lebih tinggi memiliki luas permukaan organ tubuh yang lebih besar dibandingkan orang yang lebih pendek, sehingga memicu pertumbuhan sel lebih banyak dan diikuti keganasan yang lebih tinggi. Tinggi badan juga dipengaruhi faktor lain di luar genetika. Jumlah dan jenis makanan yang dikonsumsi semasa kecil juga dapat mempengaruhi tinggi. Karena itu, bisa saja, gizi memainkan peranan penting dalam penentuan risiko kanker. Tingkat konsumsi dan sirkulasi protein yang lebih tinggi juga dapat dikaitkan dengan faktor tinggi badan serta peningkatan risiko kanker. CHETA NILAWATY | NEW YORK TIMES


[Ikuti GagasanRiau.com Melalui Sosial Media]




Tulis Komentar