Pasir Sersah Sambut Kedatangan Rombongan PWI Riau di Pantai Terumbu Mabloe

Ahad, 26 Maret 2023 | 13:28:35 WIB
Daud M Nur saat mengunjungi Pantai Terumbu Mabloe bersama rombongan Ekspedisi Jurnalistik PWI Riau di Kecamatan Kuindra, Sabtu (18/3/2023).

GAGASANRIAU.COM - Terik matahari begitu tajam menyengat kulit rombongan ekspedisi Jurnalistik Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Riau setelah melalui perjalanan kurang lebih dari empat jam mengendarai speedboat menghempas ombak di sungai Indragiri.

Angin sepoi-sepoi menyambut kedatangan rombongan Field Trip Raja Ali Kelana dalam rangka memperingati Hari Pers Nasional (HPN) Provinsi Riau tahun 2023 dalam mengunjungi kekayaan alam destinasi ekowisata Pantai Terumbu Mabloe.

Kedatangan rombongan tersebut dalam rangka mengeksplorasi sebuah pantai yang diselimuti pasir sersah terbentuk dari fosil-fosil biota laut dan bentangan flora hutan mangrove mengelilingi kawasan pesisir yang ditargetkan menjadi sektor pariwisata dalam konsep ekowisata itu.

"Alhamdulillah kita menyempatkan diri mengunjungi Pantai Mabloe di Desa Sungai Bela, Kecamatan Kuala Indragiri," kata Ketua PWI Riau, Zulmansyah Sekedang yang saat itu didampingi Ketua PWI Inhil Ardiansyah Julor bersama anggota, Ketua Umum Ikatan Keluarga Duanu Riau (IKDR) Hasanuddin bersama perangkat desa Sungai Bela, Sabtu (18/03/2023).

Sebelum mengunjungi Pantai unik ini, rombongan ekspedisi Jurnalistik PWI Riau mengunjungi makam Tuan Guru Sapat, Syekh Abdurrahman Siddiq, di Kecamatan Kuala Indragiri Kabupaten Inhil. Selanjutnya mengunjungi perusahaan raksasa pengolahan kelapa rakyat di Kecamatan Kuala Enok.

Kedatangan kuli tinta dan para Jurnalis media siber tersebut disuguhkan penampilan suku Duano dalam menggunakan papan tongkah, sebuah tradisi sebagai sarana menjalankan aktivitas nelayan mencari kerang di sepanjang pantai untuk mencari nafkah dan menyekolahkan anak mereka.

"Menongkah merupakan aktifitas yang dijalani masyarakat Suku Duano untuk mencari kerang menggunakan sekeping atau dua keping papan dan mengayuh dengan menggunakan tangan dan kaki," papar Ketua IKDRI, Hasanuddin.

Hamparan lumpur 'dicium' gelombang laut pantai bagian pesisir timur Sumatera ini memiliki kekayaan alam berupa jutaan habitat fauna yang melimpah serta menyajikan keindahan flora hutan mangrove dari berbagai macam jenis pohon hutan tertata secara alami.

"Bentangan pohon mangrove dan disisipi pohon Pedada, Perepat, dan Avicennia atau lebih dikenal dengan sebutan Kayu Api-api mengelilingi pantai lumpur di Desa Sungai Bela," terangnya.

Hasanuddin menuturkan, kawasan pesisir di Kecamatan Kuindra dengan segala keunikannya memang menjadi target pengembangan sektor pariwisata dalam konsep ekowisata yang dirancang pengembangan menawarkan panorama alam hutan mangrove yang sangat indah dan eksotis.

“Sudah banyak wisawatan lokal berkunjung pantai Mabloe. Pantai ini bukan langsung berhadapan dengan laut, namun 'bergaul' dengan sungai." Tutupnya.

Terkini