Gagasanriau.com, Jakarta-Ketua SP BTN Satya Wijayantara mengatakan ada staff khusus dari pihak Dahlan Iskan untuk memblokir pemberitaan mengenai aksi demo belasan ribu karyawan PT Bank BTN (Persero) Tbk pada hari Minggu (27/4/14) dengan melakukan long march berjalan kaki dari Kantor Pusat Bank BTN Jalan Gajah Mada, Harmoni Jakarta Pusat hingga ke Lapangan Parkir Timur Senayan, Jakarta Selatan, agar aksi massa tersebut tidak di ekspos ke pemberitaan media massa.
Belasan ribu karyawan BTN dikoordinir Serikat Pekerja (SP) BTN itu menolak rencana akuisisi Bank BTN oleh Bank Mandiri yang dilansir Menteri BUMN Dahlan Iskan.
Di samping menolak rencana Dahlan Iskan yang diduga punya agenda tersembunyi seperti korupsi, para karyawan BTN juga menyatakan dukungan dan terima kasih mereka kepada Presiden SBY yang telah menolak rencana Dahlan Iskan itu.
Sepinya pemberitaan media terhadap aksi demo belasan ribu "Pasukan Semut Hitam BTN" itu ternyata disebabkan oleh perintah pemblokiran pemuatan aksi demo BTN di berbagai media massa (cetak, elektronik dan online), yang dilakukan oleh Dahlan Iskan melalui tim sukses dan staf khusus Menteri BUMN.
Konfirmasi mengenai perintah Menteri Dahlan untuk memblokir pemberitaan aksi para karyawan yang tergabung dalam SP BTN itu diungkap oleh Ketua SP BTN Satya Wijayantara kepada Asatunews.
"Kami ditelpon barusan oleh temen staff khusus pejabat tinggi negara kita. Diberitahukan bahwa hari ini ada operasi media ke redaktur media cetak maupun online dari tim sukses Dahlan Iskan yang melarang penayangan aksi longmarch SP BTN," ungkap Satya, Minggu 27/4/14) sore.
Satya menjelaskan, Dahlan Iskan sangat panik, karena aksi demo yang menuntut pemecatan Dahlan dari jabatan Menteri BUMN itu, juga mendesak KPK serta Kejaksaan Agung segera menahan Dahlan Iskan karena kasus - kasus korupsinya.
"Di samping itu ada debat final konvensi Partai Demokrat.Tampaknya nasib DI diujung tanduk, yaitu salah satunya rusaknya citra Dahlan akibat kalah 1-0 dari SP BTN setelah Presiden memutuskan menolak rencana akuisisi BTN," tegas Satya.
Presiden SBY terpaksa turun tangan menengahi perseteruan SP BTN Vs Dahlan Iskan. Presiden SBY kali ini lebih memilih berpihak untuk membela kepentingan karyawan, SP BTN dan rakyat Indonesia.
Sumber asatunews