Gagasanriau.com Bagan Sinembah-Penghasilan yang tidak bertambah dilanjutkan pula harus bisa memenuhi segala kebutuhan sehari-hari biayanya semakin membengkak. Menjadikan para ibu rumah tangga semakin pusing untuk mengolah penghasilan suami yang terbilang dibawah standar akibat dari kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi sebesar Rp 2.000 per liter.

Menurut Ira, salah satu ibu rumah tangga yang berhasil dijumpai Gagasanriau.com, Senin (24/11) di Bagan Batu mengatakan, kenaikkan harga BBM yang terjadi sejak sepekan terakhir memberikan posisi sulit bagi dirinya sebagai bendahara rumah tangga. Sehingga harus harus bisa lebih bijak dalam mengatur keuangan agar semua kebutuhan sehari-hari tetap bisa tercukupi.

"Selain berdampak pada harga kebutuhan pokok yang melonjak, kenaikan BBM juga berdampak pada biaya transportasi anak-anak. Kalau biasanya anak saya ongkosnya sehari Rp 10.000, sekarang tidak cukup lagi. Minimal kita harus menyisihkan Rp20.000. Di sini saja sudah membuat anggaran kita semakin sulit dan terus membengkak," kata Ira.

Selain itu kata dia lagi, kenaikkan bahan bakar tersebut juga berdampak pada nilai jual beras yang hampir semua mengalami penaikan. "Sebelum BBM naik, paling mahal harga beras yang saya beli seharga Rp 150.000 per 10kg, sekarang sudah Rp 185.000. Begitu juga dengan cabai juga naik, mencapai Rp 80.000/kg, yang mana sebelumnya masih sekita Rp 45.000/kg," akunya.

Dengan kenaikan harga BBM ini, lanjut dia lagi, biaya untuk belanja perharinya sebesar Rp 100.000. "Sebelum hal itu terjadi, saya menhabiskan uang untuk belanja rumah tangga, hanya Rp 50.000/ hari. Tapi sekarang sejak BBM dinaikkan, biaya kebutuhan rumah tangga bertambah menjadi Rp 100.000/ hari. Dan bahkan uang sebesar itu bisa kurang," ketusnya seraya menambahkan kenaikan BBM terasa semakin berat, karena biaya belanja yang diberikan suaminya tetap seperti yang dulu.

Hermansyah