Daerah

Herliyan Saleh: "Imtaq dan Imtek Senantiasa Menjadi Ruh Pembangunan

Gagasanriau.com Pinggir- Kemajuan suatu daerah sangat ditentukan oleh sejauh mana masyarakatnya menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek). namun demikian, tidak satu daerah pun yang menjadikan pengembangan dan kemajuan Iptek sebagai pondasi utama untuk mencapai kemajuan tersebut tanpa dukungan asas iman dan taqwa (Imtaq) yang kuat.

Kata Bupati Bengkalis H Herliyan Saleh, tanpa dukungan Imtaq yang kuat, pengembangan dan kemajuan Iptek tersebut tidak akan memiliki nilai tambah dan tidak memberikan manfaat yang cukup berarti bagi kemajuan dan kemaslahatan umat dalam arti yang seluas-luasnya.

“Begitu juga dengan pembangunan Kabupaten Bengkalis. karena itu pula, integrasi Imtaq dan Iptek senantiasa menjadi ruh pada setiap bidang pembangunan yang dilaksanakan,” jelas Herliyan. Bupati mengatakan hal itu ketika membuka Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) tingkat Kecamatan Pinggir tahun 2015, Sabtu (25/4) malam.

MTQ yang diikuti ratusan kafilah dari 19 desa/kelurahan se-Kecamatan Pinggir yang mengambil tema dan bertujuan untuk meningkatkan Imtaq tersebut, dipusatkan di halaman kantor Kepala Desa Sungai Meranti.

Herliyan mengatakan, ada empat alasan mengapa integrasi antara Imtaq dan Iptek diperlukan dalam mempercepat keberhasilan dan peningkatan kualitas pembangunan di kabupaten berjuluk Negeri Junjungan ini.

Pertama, ujar Bupati, Iptek akan memberikan berkah dan manfaat yang sangat besar bagi kesejahteraan hidup umat manusia bila disertai oleh asas Imtaq kepada Allah SWT.

“Sebaliknya, tanpa asas Imtaq, Iptek bisa disalahgunakan pada tujuan-tujuan yang bersifat merusak, memusnahkan, atau menghancurkan. tanpa Imtaq, Iptek dapat mengancam nilai-nilai kemanusiaan. Tanpa Imtaq, Iptek hanya absah secara metodologis atau prinsip, tetapi batil dan miskin secara maknawi,” paparnya.

Kedua, imbuh Herliyan, Iptek yang menjadi dasar kehidupan modern, telah menimbulkan pola dan gaya hidup baru yang sangat berlawanan dengan nilai-nilai budaya dan agama yang dianut oleh bangsa Indonesia.

“Seperti individualisme, materialisme dan sebagainya. Lebih-lebih budaya Melayu dan agama Islam yang menjadi anutan mayoritas masyarakat di Kabupaten Bengkalis,” tegasnya. Ketiga, sambung Bupati, dalam hidupnya, manusia tidak hanya memerlukan kebutuhan jasmani, tetapi juga membutuhkan Imtaq dan nilai-nilai sorgawi atau kebutuhan spiritual.

“Penekanan pada salah satunya, hanya akan menyebabkan kehidupan menjadi pincang dan berat sebelah, dan menyalahi hikmat kebijaksanaan Allah SWT, yang telah menciptakan manusia dalam kesatuan jiwa raga, lahir dan bathin, dunia dan akhirat”, ungkapnya. Keempat, tambah Herliyan, Imtaq menjadi landasan dan dasar paling kuat yang akan mengantar manusia menggapai kebahagiaan hidup.

“Tanpa dasar Imtaq, segala atribut duniawi, seperti harta, jabatan dan termasuk penguasaan Iptek yang paling maju sekalipun, tidak akan mampu alias gagal mengantar manusia meraih kebahagiaan. kemajuan dalam semua itu, tanpa Imtaq, hanya akan menghasilkan sesuatu yang bersifat hayal dan tidak mungkin dicapai”, pungkasnya.

Reporter Mirzal Apriliando Editor Brury MP


[Ikuti GagasanRiau.com Melalui Sosial Media]




Tulis Komentar