Daerah

Siap-Siap, Harga Rumah Sederhana bakal Naik

[caption id="attachment_3010" align="alignleft" width="300"] Siap-Siap, Harga Rumah Sederhana bakal Naik
Siap-Siap, Harga Rumah Sederhana bakal Naik[/caption]

gagasanriau.com -Penaikan harga bahan bakar minyak (BBM) berdampak pada naiknya harga bahan bangunan. Real Estate Indonesia (REI) meminta pemerintah menaikkan harga rumah sederhana 30% dari harga jual saat ini. Namun, Kementerian Perumahan Rakyat (Kemenpera) masih mengkaji penaikan harga rumah sederhana. "Belum ada keputusan final mengenai perubahan harga rumah sederhana yang akan dipatok oleh pemerintah. Hingga saat ini Kemenpera masih melakukan kajian apakah harga rumah perlu dinaikkan atau tidak," ujar Deputi Bidang Perumahan Formal Pangihutan Marpaung saat diskusi di Kantor Kemenpera, Jakarta, Jumat (5/7). Saat ini, kata Pangihutan, Kemenpera sedang meminta lembaga survei seperti Sucofindo untuk melakukan survei ke sejumlah lokasi di seluruh Indonesia untuk mengetahui berapa besar dampak penaikan harga BBM terhadap harga rumah di daerah-daerah. "Data dari Sucofindo tentang survei penaikan harga rumah tersebut diperkirakan dapat diketahui dua pekan mendatang,” terangnya. Pangihutan menerangkan sejumlah usulan permintaan kenaikan harga rumah juga telah disampaikan oleh asosiasi pengembang seperti Real Estate Indonesia (REI). Pengembang yang tergabung dalam REI bahkan mengusulkan penaikan harga mencapai 30% kepada Kemenpera. Namun demikian, Kemenpera tidak serta merta mengikuti permintaan pengembang tersebut karena perlu juga dilakukan kajian terhadap tingkat daya beli masyarakat apabila harga rumah dinaikkan. "REI sudah mengusulkan kenaikan harga sebesar 30% dari harga rumah yang dipatok oleh pemerintah saat ini. Jadi jika saat ini harga rumah sederhana Rp95 juta kalau dinaikkan menjadi sekitar Rp125 juta," ujar Pangihutan. Pangihutan menambahkan, harga sekarang yakni Rp1,3 juta per meter persegi untuk biaya konstruksi bangunan. Biaya konstruksi bangunan ini seperti komponen beton, dinding, dan atap yang totalnya hanya 10% dari biaya konstruksi. "Kalaupun ada kenaikan, naiknya tidak terlalu signifikan. Memang sekarang harga besi dan semen sudah naik tapi kenaikan harga tanah tidak terlalu tinggi. Kami upayakan penaikan harga rumah sederhana lebih rendah dari Rp125 juta. Kami perkirakan kenaikan harganya tidak mencapai angka 30%,” jelas Pangihutan. Adapun, untuk menjaga daya beli masyarakat terhadap rumah yang dibangun oleh pengembang, Kemenpera ke depan akan mendorong pihak perbankan untuk terus menyalurkan KPR yang memanfaatkan skema Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) yang suku bunganya hanya 7,25 persen selama masa tenor. Selain itu juga dengan mengubah masa tenor KPR menjadi 20 tahun. "Kami berharap pengembang tetap menjaga pasokan rumah sederhana agar masyarakat berpenghasilan rendah bisa memiliki rumah," tukas Pangihutan. (Bunga Pertiwi Adek Putri)

sumber metrotvnews


[Ikuti GagasanRiau.com Melalui Sosial Media]




Tulis Komentar