GAGASANRIAU.COM, PEKANBARU - Jaringan Kerja Penyelamat Hutan Riau (Jikalahari) mencatat ada puluhan konsesi yang beroperasi di Provinsi Riau yang terbakar. Konsesi tersebut berupa Hutan Tanaman Industri (HTI) maupun perkebunan sawit, namun Badan Restorasi Gambut (BRG) tidak menindaklanjuti terhadap koorporasi tersebut.
Dikatakan Made Ali, Koordinator Jikalahari kepada Gagasan, berdasarkan Investigasi pihaknya menemukan ada 36 dari 49 lahan korporasi yang terbakar berada di kawasan gambut dalam diantaranya 19 perusahaan HTI dan 17 perusahaan sawit. (Baca Juga Kinerja BRG Mandul, Presiden Perlu Turun Tangan Atasi Soal Restorasi Gambut di Riau)
"Perusahaan HTI itu terdiri dari PT Rimba Rokan Lestari, PT Riau Andalan Pulp and Paper, PT Bina Duta Laksana, PT Sumatera Riang Lestari, PT Suntara Gaja Pati, PT Siak Raya Timber, PT Bukit Raya Pelalawan, PT Dexter Timber Perkasa Indonesia, PT Ruas Utama Jaya, KUD Bina Jaya Langgam, PT Putri Lindung Bulan, PT Arara Abadi (Distrik Duri, Nilo, Pulau Muda – Merawang dan Siak Berbari), PT Sumatera Riang Lestari Blok IV Rupat, PT Rimba Rokan Perkasa, PT Satria Perkasa Agung, PT Triomas FDI dan PT Seraya Sumber Lestari" papar Made.
Sedangkan korporasi sawit kata Made lagi terdiri dari PT Sinar Sawit Sejahtera, PT Andika Permata Sawit Lestari, PT Raja Garuda Mas Sejati, PT Pan United, PT Parawira, PT Alam Sari Lestari, CV Nirmala, PT Agroraya Gematrans, PT Bertuah Anekayasa, PT Bumireksa Nusa Sejati, PT Duet Rija, PT Guntung Hasrat Makmur, PT Pancasurya Agrindo, PT Pusaka Mega Bumi Nusantara, PT Setia Agrindo Lestari, PT Tesso Indah dan PT Langgam inti Hibrindo.
“Hasil investigasi menemukan ada 6 perusahaan yang menanam kembali di areal bekas terbakar. Umur sawit dan akasia yang ditemukan sekitar 1 tahun,” kata Made Ali.
"Keenam perusahaan PT Sinar Sawit Sejahtera, PT Parawira, PT Sumatera Riang Lestari, PT Rimba Lazuardi, PT Siak Raya Timber dan PT Dexter Timber Perkasa Indonesia, PT Triomas FDI dan PT Seraya Sumber Lestari" terang made.
Namun kata Made, sampai detik ini, BRG belum merespon dan menindaklanjuti laporan koorporasi yang terbakar tersebut.
“Ini juga jadi penyebab capaian restorasi di Riau baru 3 persen, karena 72 persen (685.505 ha) target restorasi BRG berada dalam areal konsesi korporasi HTI dan sawit.” tukas Made.
Dikatakan Made, bahwa laporan Komitmen BRG untuk melakukan pengawasan dan pengawalan terhadap korporasi yang lahannya terbakar pada 2014 - 2016 juga tidak terlihat.
Pada 30 November 2016 Jikalahari melaporkan hasil investigasi di konsesi 49 korporasi industri HTI dan perkebunan sawit di Riau sepanjang 2014-2016 kepada Nazier Foead, Kepala BRG di kantor BRG Jakarta.
Untuk itu kata Made, Jikalahari merekomendasikan kepada Presiden Jokowi melakukan evaluasi kinerja BRG dan TRGD Riau untuk melakukan percepatan pemulihan dan pengembalian fungsi hidrologis gambut akibat karhutla serta melakukan supervisi korporasi untuk merestorasi arealnya yang terbakar.
Editor Arif Wahyudi