"Ada 3 unit usaha, yang pertama UED SP, Jasa Keuangan, dan Saprodi (Sarana Produksi) pertanian penyediaan pupuk, racun dan kebutuhan pertanian," papar Sahnep.

Lebih lanjut Sahnep memaparkan, untuk saat ini unit UED SP terkendala pada tunggakkan nasabah yang belum melunasi angsuran pinjamannya. Tidak kalah saing dengan Kur Bank karena bunga lebih kecil.

Bukan hanya jasa keuangan, usaha unit Saprodi juga mengalami jatuh bangun karena mengalami kemerosotan pendapatan dikarenakan kenaikan harga pupuk, ditambah lagi perekonomian petani belum stabil.

"Unit jasa keuangan melesat cepat, karena listrik sudah masuk desa jadi sekalian beli voucher listrik, ada juga jual voucher game," terangnya.

Namun, kata Sahnep, pendapatan BUMDes Sumber Reki Rp89.175.000 pertahun dari penghasilan tiga unit usaha UED SP, Jasa Keuangan, serta Saprodi tersebut.

Untuk meningkatkan penghasilan pendapatan BUMDes, Sahnep bersama pengurus BUMDes berencana membuat unit baru berupa jasa transportasi dan jual beli material.

"Belengkong daerah perairan, sangat cocok BUMDes bergerak di jasa transportasi. Selanjutnya jual beli material," ungkapnya.

Sahnep optimis BUMDes Sumber Rejeki mampu mengoptimalkan PAD serta meningkatkan perekonomian masyarakat setempat.

Kades Kelapa Putih Jaya Iswahyudi, S.Sos berpesan kepada pengurus BUMDes agar berkerjasama secara maksimal dalam memajukan BUMDes.

"Kita berharap BUMDes lebih eksis dalam peningkatan PAD, maka pengurus BUMDes harus bekerjasama," pesannya.

Terkahir, PD DMIJ Plus Terintegrasi, Ade berpesan agar pengurus BUMDes bertanggungjawab dalam pengelolaan usahanya agar PAD bisa maksimal dan tercapai.

Ade juga meminta kepada pengurus untuk mengolah keuangan BUMDes dengan baik, membuat laporan tepat waktu agar keuangan BUMDes tertata dengan rapi.

"Bumdes diibaratakn sebagai lokomatif pembangunan desa, untuk mncapai bumdes terbaik itu tergantung pengelola Bumdes tersebut". Ujar Ade.