Pendidikan

Tim KUKERTA Bersama PKK Desa Pongkai Olah Batang Pisang Jadi Keripik

GAGASANRIAU.COM, KAMPAR - Tim KUKERTA Universitas Riau bersama pengurus Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK) membuat olahan makanan dari gedebog (batang) pisang jadi keripik.

Olahan itu sebagai upaya mahasiswa KUKERTA membangkitkan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Desa Pongkai, Kecamatan Koto Kampar Hulu, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau.

"Batang pohon pisang (gedebog pisang) sering sekali menjadi limbah, tidak adanya pemanfaatan setelah buah pisang diambil membuat gedebok pisang hanya akan menjadi tumpukan sampah dan akhir nya membusuk," kata Siti Fauziah yang merupakan mahasiswi UNRI.

Melihat hal tersebut akhirnya membuat ibu-ibu pengurus PKK dengan tim KUKERTA UNRI mencoba untuk mengolah gedebok menjadi olahan makanan, yang nantinya diharapkan bisa menjadi suatu produk olahan makanan khas yang berasal dari Desa Pongkai.

"Olahan makan yang dibuat berupa keripik, batang pisang yang digunakan juga tidak bisa dari berbagai macam pisang, jenis batang pisang yang dimanfaatkan ialah pisang kepok," jelasnya.

Sebelumnya sudah pernah dilakukan pengolahan menggunakan jenis pisang lain nya, namun hasil yang di dapat tidak sesuai harapan, rasa yang dihasilkan dari jenis pisang lain mengandung rasa pahit, getah, getir dan terkesan tidak enak.

Siti juga menjelaskan bagaimana proses pembuatan gedebok pisang ini dilakukan di posko KUKERTA UNRI, dimulai dari pengambilan hingga pengemasan memakan waktu hingga 6 jam lamanya.

Setelah dilakukan pengambilan batang pisang kemudian dilakukan pemisahan lapisan yang bisa di olah. Lapisan yang bisa di olah hanya lapisan putih selebihnya tidak bisa di manfaatkan. 

Selanjutnya, lapisan putih yang tersisa di potong persegi Panjang yang kemudian di belah tipis-tipis. Pada fase ini bagian licin pada gedebog pisang dibuang sedangkan bagian yang kemudian diolah untuk menjadi keripik ialah bagian yang berbentuk seperti jaring dan berwarna putih.

"Krripik ini juga memiliki rasa yang berbeda-beda, hal ini dilakukan untuk mengikuti perkembangan zaman sekarang," kata Siti.

Kripik yang telah masak diberi varian rasa yang berbeda seperti original, balado dan pedas manis. Inovasi varian rasa yang diberikan turut mengikuti perkembangan zaman yang ada. "Hal tersebut ditujukan agar nanti nya produk olahan ini juga bisa bersaing dengan produk olahan lain yang kekinian," katanya.

Lebih lanjut Siti mengatakan tidak menutup kemungkinan upaya ini nantinya diharapkan bisa menjadi suatu bentuk penghasilan baru bagi masyarakat Desa Pongkai. Dengan begitu menghasilkan masyarakat yang sejahtera, dengan menjadi salah satu solusi dari upaya pemberantasan kesejahteraan masyarakat. 

"Upaya pemanfaatan limbah gedebog pisang ini pada akhirnya ditujukan untuk bisa mengembangkan produk olahan UMKM. Selain untuk mengembangkan UMKM yang diharapkan juga bisa menjadikan suatu bentuk kegiatan pemberdayaan rumah tangga yang ada di Desa Pongkai," tutupnya.


[Ikuti GagasanRiau.com Melalui Sosial Media]




Tulis Komentar