Daerah

Pj Bupati Inhil Apresiasi dan Dukung Festival Pengantin Sahur di Desa Pulau Palas

Pj Bupati Inhil, Haji Herman, saat menyerahkan piala dan penghargaan kepada pemenang Pengantin Sahur di Desa Pulau Palas Kelurahan Tembilahan Hulu, Minggu dini hari, (31/03/2024). (Dok. Prokopim).

GAGASANRIAU.COM, TEMBILAHAN - Penjabata (Pj) Bupati Indragiri Hilir (Inhil), Haji Herman, mengapresiasi dan mendukung pergelaran tahunan festival Pengantin Sahur di Desa Pulau Palas, Kecamatan Tembilahan Hulu.

Festival Pengantin Saur yang digelar setiap bulan Ramadhan ini diharapakan Pj Bupati Inhil menjadi event wisata lokal yang harus dilestarikan tradisi membangunkan warga untuk bersahur.

"Kegiatan ini adalah suatu hal yang sangat positif. Saya berharap tradisi ini dapat dilestarikan hingga menjadi event wisata lokal," kata Haji Herman saat membuka festival Pengantin Sahur di Pulau Palas, Minggu dini hari, (31/03/2024).

Tradisi Pengantin Sahur ini merupakan tradisi membangunkan warga untuk bersahur dengan mengarak beberapa pasang pengantin dan tradisi ini hanya dilaksanakan pada bulan Ramadhan saja.

Pengantin itu ada yang mewakili Rukun Tetangga, Rukun Warga dan Dusun yang ada di Desa Pulau Palas. Sebagai kearifan lokal, Festival ini sudah berlangsung lama, semenjak tahun 1970.

Pada pelaksanaan tengah malam ini ada 15 pasang pengantin yang mengikuti festival. Kriteria yang dinilai adalah kecantikan dan keserasian pasangan pengantin serta singasana tempat pengantin akan diarak sekeliling Desa Pulau Palas.

Turut hadir dalam kegiatan tersebut, Ketua DPRD Inhil, Kapolsek Tembilahan Hulu, Kadis Pariwisata Inhil, para kepala OOD, Plt. Camat Tembilahan Hulu, kepala Desa Pulau Palas, serta di saksikan ribuan masyarakat.

Sementara itu ditempat berbeda, Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Riau, Dr Raja Yoserizal Zen dalam sambutannya mengatakan siap berupaya pengajuan Tradisi Pengantin Sahur menjadi Warisan Budaya Tak Beda ke UNESCO sebagai warisan dunia dari Indonesia.

Namun, kata Dr Raja Yoserizal Zen, ada berbagai kajian dan penelitian yang harus dilakukan, terkait festival budaya tahunan tersebut yang dinilai ada kesamaan dengan tradisi yang ada di Kalimantan Selatan.

"Kami kemari untuk mencari sisi-sisi apa yang berbeda dengan pengantin sahur yang ada di Kalimantan Selatan. Dan kita harus mengakui bahwa sumberdaya manusia di Inhil ada 3 suku besar yakni Banjar, Bugis dan suku melayu, tiga suku ini saling bersinergi dan saling bersatu untuk melakukan ekosistem kebudayaan Inhil, namun kita perlu melakukan kajian lebih dalam lagi, " jelas Raja Yoserizal.

Dr Raja Yoserizal Zen mengatakan Festival Pengantin Sahur menjadikan warisan budaya tak beda syaratnya minimal sudah berusia 50 tahun dan lebih menonjolkan kearifan lokal seperti penggunaan alat musik.

"Dari referensi yang kami punya biasanya alat musik yang digunakan alat-alat musik tradisional atau alat-alat kebutuhan sehari-hari dan juga alat pertanian," terangnya.


[Ikuti GagasanRiau.com Melalui Sosial Media]




Tulis Komentar