Daerah

Dosen Asal Lampung Berhasil Ciptakan Pendeteksi Wajah Kondisi Kejiwaan

gagasanriau.com ,Jakarta-Dosen "Informatics and Business Institute" (IBI) Darmajaya Lampung Dr Suhendro Yusuf Irianto berhasil menciptakan program pendeteksi wajah untuk mengetahui kondisi kejiwaan seseorang. Menurut Suhendro, di Bandarlampung, Selasa (24/12), dengan program ini seseorang dapat diketahui jika terindikasi mengalami gangguan kejiwaan, seperti stres dan mengalami gangguan lainnya dengan tingkat akurasi mencapai 70 persen. Ketertarikannya dalam ilmu pengolahan citra ini membuat Suhendro menghasilkan sejumlah penelitian yang diharapkan dapat memberikan banyak manfaat bagi masyarakat. Setelah berhasil dengan penelitiannya tentang pemanfaatan teknik 'image retrieval' untuk mendeteksi wajah pelaku kejahatan, serta penelitian pencarian citra berbasis pengenalan wajah untuk deteksi kriminalitas, dosen yang telah mendalami bidang 'image processing' sejak tahun 2004 tersebut berhasil menciptakan software 'image retrieval' berbasis citra wajah dan posisi anggota tubuh untuk mengetahui kondisi kejiwaan manusia. Suhendro mengakui bahwa ketertarikannya untuk membuat pendeteksi kondisi kejiwaan ini dilatarbelakangi belum adanya alat penafsir ekspresi wajah untuk menjelaskan kondisi kejiwaan seseorang. "Faktanya, dua dari sepuluh orang di dunia diketahui mengalami gangguan kejiwaan. Bahkan di Indonesia tindakan-tindakan negatif, seperti bunuh diri dan aksi kriminalitas sangat sering terjadi. Saya berharap dengan alat ini, indikasi gangguan kejiwaan lebih cepat dapat terdeteksi, sehingga langkah preventif kepada hal yang kontraproduktif dapat segera dilakukan," ujar dosen pengajar ilmu Pengolahan Citra dan Manajemen Database ini. Dia menjelaskan, perangkat lunak (software) ciptaannya ini bekerja melalui proses membandingkan gambar yang akan diteliti dengan gambar-gambar yang mengalami gangguan kejiwaan yang ada dalam database. Pencocokan gambar tersebut akan dilakukan oleh software dengan menghitung algoritma gambar untuk mencari selisihnya, dengan gambar yang ada di database. Ketika selisih ditemukan nol oleh program, maka seseorang tersebut diduga kuat terindikasi gangguan kejiwaan, katanya. "Semakin banyak gambar ekspresi kejiwaan yang ada dalam database akan semakin akurat hasil pendeteksiannya. Hingga saat ini sudah ada 30 ribu jenis ekspresi yang ada di dalam database yang dimulai dari ekspresi senyum, sedih, tertawa, bingung bahkan marah," ujarnya. Menurut dia, dari beragam ekspresi tersebut, alat ini akan membandingkan dengan gambar yang akan dideteksi. Dia mengakui, untuk membuat software ini, ia dibantu dengan tim programmer Rionaldo SKom yang juga dosen dari Jurusan Teknik Informatika IBI Darmajaya. Melalui software yang mereka ciptakan, untuk membandingkan satu ekspresi dengan 30 ribu ekspresi yang ada dalam database, pada spesifikasi memori komputer 2 ram, dibutuhkan waktu kurang lebih lima menit. Perhitungan waktu yang dibutuhkan juga sangat tergantung dengan spesifikasi alat yang dipakai. Saat ini, hasil penelitian Dr Suhendro yang berjudul "Mental Disorder Recognition Using Face Based Image Retrieval Technique In Compressed Domain" ini, telah pula dimuat dalam jurnal internasional komputer dan teknologi atau dapat dilihat di alamat: www.cirworld.com. Dalam waktu dekat, Suhendro mengatakan bahwa hasil penelitiannya ini akan dipatenkannya. Ia menyatakan, masih akan memperbaiki beberapa hal dari temuannya itu, bahkan jika ada pihak yang berminat, dia dapat mengembangkan penelitiannya tersebut sesuai dengan kebutuhan. Menanggapi hasil penelitian ini, Wakil Rektor Bidang Akademik dan Penelitian IBI Darmajaya, Drs Envermy Vem MSc menyatakan, sangat mengapresiasinya. Vem menegaskan bahwa IBI Darmajaya saat ini mendorong semua dosen untuk aktif melakukan reset terkait dengan peran Tri Dharma yang diemban, yakni pengajaran, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. "Dengan penelitian para dosen, akan memberikan sumbangsih kepada pemerintah, bahkan melalui jurnal-jurnal yang dihasilkan akan memperbanyak literatur bagi kalangan akademisi untuk meningkatkan bidang keilmuannya," ujar Vem pula. antaranews


[Ikuti GagasanRiau.com Melalui Sosial Media]




Tulis Komentar