4 miliar Dolar AS Hutang Harus Dibayar Anak Cucu Kita
gagasanriau.com ,Pekanbaru- Ekonom Universitas Indonesia Faisal Basri menilai bahwa anak cucu bangsa RI ini akan kembali menanggung beban hutang yang dibuat negara sebesar 4 miliar dolar AS itu.
"Hutang sebesar 4 miliar dolar AS itu adalah hutang yang dibuat pemerintah tahun 2014 tentunya akan dicicil hingga 20 tahun lebih dan konsekuensinya ini menjadi tanggungjawab membayar pelunasan hutang itu adalah anak cucu generasi mendatang," kata dia di Pekanbaru Jumat (23/1/2014).
Berbicara dalam diskusi forum green ekonomi bertema "tren dan tantangan ekonomi berbasis ramah lingkungan" digelar Green Radio 96,7 FM Pekanbaru itu, menurut Faisal berbeda halnya dengan kebijakan pemerintah Timur Leste.
Ia mengatakan, penerimaan minyak Pemerintah Timur Leste mecapai 2,5 miliar AS dimana 200 juta dolar AS dipakai untuk operasional negara dan untuk kebutuhan lainnya, sedangkan sisanya sebesar 14 milair dolar AS ditabung.
"Tabungan ini tentunya digunakan untuk jaga-jaga jika kopi dan sawit mereka umpamanya mengalami anjlok produksi,"katanya dan menambahkan bahwa Timur Leste telah memiliki simpanan dana kemakmuran.
Berbeda halnya dengan Indonesia contoh kasus SDA minyak Riau terus dikeruk, yang padahal terbentuknya minyak itu membutuhkan jutaan tahun, akan tetapi minyak dihabiskan berlomba-lomba untuk sekarang juga.
Kemudian kita tidak punya tabungan dan mengutang ke negara lain artinya ini adalah dosa generasi sekarang yang menanggung tentunya generasi mendatang.
"Seharusnya, Riau sebagai daerah penghasil Migas misalnya sudah harus berfikir tidak akan menghabiskan SDAnya untuk sekarang saja namun demikian perlu juga dipikirkan untuk generasi mendatang," katanya.
Apalagi minyak di Riau sebentar lagi akan habis dan terus digali semakin dalam tentunya ongkosnya akan makin mahal oleh karena itu saatnya Riau berfikir mensubstitusikannya dengan minyak sawit sebagai pengganti Migas tersebut.
Ia memandang bahwa Riau perlu mendorong upaya transformasi perekonomain ekstraktif ke perekonomian industrial antara lain membatasi perluasan lahan dan lebih mendorong ekonomi berkelanjutan dalam prespektif yang komprehensif.
"Riau perlu membuat stok opname kekayaan SDA tidak lagi Migas yang dikeruk lalu dijual mentah-mentah, begitu pula dengan sawit jual mentah lalu kayu ditebang dan dijual mentah mentah," katanya prilaku ini tentu berdampak kekayaan alam di Riau akan makin berkurang.
antarariau
Tulis Komentar