Daerah

Kontras Geram dengan Lembaga Survei Abal-abal Giring Opini Menyesatkan

gagasanriau.com ,Jakarta-Keunggulan Prabowo Subianto dalam beberapa kali  hasil publikasi lembaga survei 'abal-abal' tentu menjadi tanda tanya besar bagi banyak pihak. Bagaimana tidak, Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra yang juga mantan petinggi militer di era Orde Baru  tersebut  dipersepsikan oleh lembaga survei sebagai pemimpin tegas dan paling kompeten dalam mengurai problematika bangsa. Menanggapi hal tersebut koordinator  Komisi Untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras) Haris Azhar Aziz mengaku geram dengan hasil publikasi lembaga survei yang mengklaim sebagai lembaga independen. Menurutnya, hasil publikasi beberapa lembaga survei yang mengagungkan Prabowo sebagai calon presiden (capres) paling kompeten jelas menafikan sejarah kelam masa lalu  Mantan Komandan Jenderal Komando Pasukan Khusus (Danjen Kopassus) tersebut. "Survei  seperti ini seperti  tidak punya sejarah yang seharusnya diperhitungkan untuk kebaikan masa depan bangsa," ujar koordinator Kontras Haris Azhar saat dihubungi wartawan, Jakarta, Minggu (26/1). Lebih jauh pria keturunan Pakistan itu  menambahkan, lembaga survei yang mengklaim diri sebagai lembaga  kredibel dan independen seharusnya mengangkat soal pengalaman, rekam jejak,  kemampuan dan persoalan setiap calon presiden (capres)  dimasa lalu. "Kan mereka bukan malaikat jibril yang suci dan tiba-tiba datang. Mereka pasti punya rekam jejak semua, termasuk Prabowo," tegas Haris. Seperti diketahui, Survei Indonesia Survey Center (ISC) pada Minggu (26/1) menempatkan Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto Djojohadikusumo di peringkat pertama sebagai calon Presiden (Capres) RI yang paling tegas, berani dan kompeten mengurai masalah bangsa termasuk  memberantas korupsi. "Prabowo Subianto oleh publik dinilai sebagai figur terdepan yang paling mempunyai kompetensi (21,2%) dan paling berani dalam melakukan upaya pemberantasan korupsi di Indonesia (23,4%)," kata Andry Kurniawan, Direktur Komunikasi ISC. Survei lain yang menempatkan mantan panglima komando cadangan strategis (Pangkostrad) sebagai capres nomor urut pertama adalah  Surve and Polling Indonesia (SPIN). Dalam survei tersebut disebutkan  Prabowo Subianto dinilai sebagai calon presiden yang memiliki kompetensi tertinggi, yaitu sebesar 26,5 persen. "Prabowo mendapat apresiasi yang paling baik karena dipandang lebih punya ketegasan, keberanian, serta visi dan misi yang unggul," kata Direktur Eksekutif SPIN, Danny Indrianto saat merilis hasil surveinya di Jakarta, Minggu (19/1). Berdasarkan, informasi yang dikutip dan dihimpum  dari Wikipedia, ketika menjabat sebagai Panglima Komando Cadangan Strategis (Pangkorstrad)  diberikan sangsi  pengakhiran masa dinas TNI oleh Pimpinan ABRI atas rekomendasi Dewan Kehormatan Perwira. Akibat ketidak mampuannya mengetahui segala kegiatan bawahannya terhadap penculikan aktivis 1997/1998. Yakni, sebuah peristiwa penghilangan orang secara paksa atau penculikan terhadap para aktivis pro-demokrasi yang terjadi menjelang pelaksanaan Pemilihan Umum (Pemilu) tahun 1997 dan Sidang Umum Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) tahun 1998. Selama periode 1997/1998, KONTRAS mencatat 23 orang telah dihilangkan oleh alat-alat negara. Dari angka itu, 1 orang ditemukan meninggal (Leonardus Gilang), 9 orang dilepaskan penculiknya, dan 13 lainnya masih hilang hingga hari ini. Sembilan aktivis yang dilepaskan adalah Desmond Junaidi Mahesa, Haryanto Taslam, Pius Lustrilanang, Faisol Reza, Rahardjo Walujo Djati, Nezar Patria, Aan Rusdianto, Mugianto dan Andi Arief. Ke-13 aktivis yang masih hilang dan belum kembali adalah Petrus Bima Anugrah, Herman Hendrawan, Suyat, Wiji Thukul, Yani Afri, Sonny, Dedi Hamdun, Noval Al Katiri, Ismail, Ucok Siahaan, Hendra Hambali, Yadin Muhidin, dan Abdun Nasser. Mereka berasal dari berbagai organisasi, seperti Partai Rakyat Demokratik, PDI Pro Mega, Mega Bintang, dan mahasiswa


[Ikuti GagasanRiau.com Melalui Sosial Media]




Tulis Komentar