GAGASANRIAU.COM, PEKANBARU - Dimasa pandemi Covid-19 ini, Komisi III DPRD Pekanbaru akan memantau proses belajar mengajar tatap muka, yang mana hal ini sudah dilakukan kurang lebih satu bulan.
Tidak hanya diam ternyata Komisi III sudah beberapa kali melakukan Inspeksi Mendadak (Sidak) di beberapa SMP. Sidak terakhir dilakukan SMPN 16 yang berada di Jalan Cempaka, Sukajadi.
"Sekolah memang sudah saatnya dibuka kembali, karena selama ini di saat belajar melalui online banyak minusnya jika dibandingkan dengan belajar tatap muka," sebut anggota Komisi III DPRD Pekanbaru, Zulkarnain.
Bagi sekolah yang telah memulai belajar tatap muka, Poltisi PPP ini menegaskan agar disiplin dalam menerapkan Protokol Kesehatan (Protkes) dan jam proses belajar tidak melebihi dari 2 jam.
Walaupun sekolah sudah kembali terbuka, namun bagi orang tua yang tidak setuju dengan anaknya melakukan proses belajar mengajar tidak dipaksakan dan tidak akan dikenai sanksi oleh pihak sekolah.
"Anak-anak yang tidak diizinkan orang tuanya tidak akan dipaksakan, apalagi sekolah itu berada di luar zona hijau atau kuning," tutupnya.
Pemerintah Kota (Pemko) Pekanbaru, Provinsi Riau, hanya mengizinkan 50 persen sekolah yang menggelar belajar tatap muka pada minggu pertama percobaan.
"Kalau 14 hari ke depan belajar tatap muka tetap lancar, maka kita buka yang 50 persen lagi," kata Kepala Dinas Pendidikan Kota Pekanbaru Ismardi Ilyas di Pekanbaru, Sabtu kemarin.
Proses belajar tatap muka di Kota Pekanbaru hingga saat ini sudah berjalan tiga hari, dan Dinas Pendidikan setempat masih melakukan pengawasan terhadap ratusan sekolah.
Dikatakan dia, saat ini hanya 87 sekolah dasar negeri dan 36 SMP negeri di Kota Pekanbaru, yang telah melaksanakan uji coba belajar tatap muka.
"Sebanyak 123 sekolah yang mulai melaksanakan tatap muka itu masih 50 persen dari total SD negeri dan SMP negeri yang ada di Pekanbaru," katanya.
Seluruh sekolah yang melaksanakan uji coba belajar tatap muka, berada di wilayah kecamatan zona kuning sebaran wabah COVID-19, sedangkan yang berlokasi di zona oranye tidak ada yang buka sama sekali.
"Itu pun siswa yang ke sekolah adalah anak-anak yang duduk di kelas akhir yakni kelas VI SD dan kelas IX, karena menyikapi persiapan ujian kelulusan," katanya.
Ia menambahkan, tiap anak hanya diberi waktu sekolah tatap muka dua kali dalam sepekan guna membahas materi pelajaran yang dianggap sulit selama dilakukan lewat pembelajaran jarak jauh (PJJ).
"Sekalian juga memberikan tugas-tugas untuk dibahas di rumah," katanya.
Sejauh ini pemantauan pelaksanaan sekolah tatap muka di Pekanbaru berjalan lancar, tidak ada kendala berarti.
"Tapi kami akan terus pantau. Secara acak, Alhamdulillah, kita tidak menemukan kelalaian-kelalaian dari pihak sekolah. Pelaksanaan berjalan lancar sesuai yang diharapkan," tukas Ismardi Ilyas.
Reporter: Nurwalidaini