GAGASANRIAU.COM, PEKANBARU - Ternyata bukan hanya satu kali kasus pelecehan seksual terjadi di Universitas Riau ini, diketahui pada 2017 lalu mahasiswa UNRI juga sempat melakukan aksi demo bahkan hingga melumpuhkan aktivitas perkuliahan pada 10 April 2017 silam.
Kejadian ini membuat aktivitas perkuliahan lumpuh, karena disertai aksi boikot. Mahasiswa yang melakukan boikot perkuliahan juga bergabung dalam aksi demo di depan Dekanat.
Selanjutnya Dekan Fisip UNRI berinisial S ini juga diminta untuk segera mundur dari jabatannya.
Baca Juga: Demonstran UNRI Sebut Kasus Pelecehan Sudah Lama Terjadi
"Ini tidak terlepas dari ketidakbecusan Syafriharto dalam memimpin fakultas, tidak adanya transparansi anggaran, adanya indikasi praktek korupsi, pelecehan seksual di kampus, jual-beli nilai dan bahkan ancaman pembunuhan bagi mahasiswa yang ingin menyampaikan aspirasinya" kata korlap aksi, Niko Ardian pada waktu itu.
"Aksi ini merupakan aksi susulan setelah mahasiswa FISIP UNRI dan seluruh kelembagaan beberapa kali menyampaikan aspirasi dan tuntutannya, namun, pihak Dekanat tidak juga mengindahkan tuntutan para mahasiswa," ujar Riki Prayogi, Waketum BLM FISIP UR.
Diketahui, waktu itu sempat terjadi kericuhan yang dipicu adanya aparat kepolisian yang memasuki kampus.
Baca Juga: Oknum Dekan Lakukan Pelecehan, Mahasiswa UNRI Demo Besar-besaran
Hal ini membuat massa aksi pada waktu itu terpancing emosi.
"Mengapa polisi ada di sini? Kami ingin berjumpa 'ayah' kami saja kok di halang-halangi, Dekan itu katanya 'ayah' di 'FISIP Rumah Kita', kenapa kami diperlakukan seperti ini," teriak Ichwan Nurfadillah dalam orasinya.
Saat ini, 11 pimpinan demonstran tengah menemui rektor dan memastikan tuntutan tersampaikan.
"Kami akan bawa rektor untuk menyampaikan sendiri keputusan rapatnya," ujar Korlap.