gagasanriau.com Jakarta- Pakar Ekonomi Rizal Ramli mengimbau kepada pemerintah untuk segera membenahi perekonomian nasional yang semakin sulit. "Hal ini sangat terasa sekali pada ekonomi rumah tangga kelas menengah ke bawah yang telah memasuki fase lampu kuning," kata Rizal Ramli di sela acara buka puasa bersama di kediamannya, di Jakarta, Senin. Menurut Rizal, ekonomi rumah tangga masyarakat kelas menengah ke bawah memasuki tahap lampu kuning, terutama karena kebijakan pemerintah yang menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM). Sejak pemerintah mewacanakan kenaikan harga BBM, merencanakan kenaikan, hingga pengumuman kenaikan harga BBM, menurut dia, telah terjadi tiga kali kenaikan harga barang-barang, terutama barang kebutuhan pokok. "Hal ini memicu inflasi, karena lonjakan harga yang tinggi," katanya. Mantan Menko Perekonomian ini menjelaskan, pemerintah menyatakan akan memenuhi pasokan barang kebutuhan pokok dan menekan kenaikan harga. Namun realitasnya, kata dia, terjadi kenaikan harga barang-barang yang sangat tinggi dan sulit dikendalikan oleh pemerintah. "Kondisi ini makin memberatkan beban masyarakat," katanya. Apalagi, kata dia, saat ini bulan Ramadhan dan menjelang Hari Raya Idul Fitri serta tahun ajaran baru, dimana kebutuhan rumah tangga sangat tinggi. Kondisi yang sangat sulit ini, menurut Rizal, membawa ekonomi rakyat kelas menengah ke bawah memasuki fase lampu kuning. Rizal menilai, naiknya harga barang-barang yang sangat tinggi dan sulit dikendalikan oleh pemerintah karena pondasi perekonomian nasional lemah. Ia mencontohkan tiga indikator pondasi perekonomian nasional yakni neraca perdagangan bergerak, neraca pembayaran, dan penerimaan pajak. "Ketiga indikator tersebut harus positif, tapi saat ini kondisinya negatif," katanya. Rizal mengusulkan agar pemerintah segera memperbaiki perekonomian nasional dengan terlebih dahulu memperbaiki pondasinya. Jika pemerintah tidak segera memperbaiki pondasi perekonomian nasional, kata dia, maka yang akan semakin menderita adalah masyarakat kelas menengah ke bawah yang jumlahnya sangat besar.