GagasanRiau.com, Tembilahan - Politisi tidak selalu harus disibukan dengan rutinitas perpolitikan saja. Seperti yang ditunujkan oleh Wakil Rakyat bernama Edi Hariyanto Sindrang ini. Ia sukses memukau ribuan para penonton saat membacakan puisi berjudul 'Ibu' (karya Mustafa Bisri) dalam rangka Ivent Wisata Religi Gema Muharram 1438 H, yang digelar dilapangan Gajah Mada Tembilahan, Sabtu malam (8/10/2016).
Penampilan sang wakil rakyat ini ditonton langsung oleh Bupati HM.Wardan, Kadispora Junaidi Ismail, Ketua PWI Riau H.Dheni Kurnia, serta para seniman asal Pekanbaru, H.Syahruddin Saleh, Aries Abeba, Herman Rante, Musthamir Thalib, TM.Soem.
Tampak bergetar saat membacakan puisi yang mengandung kecintaan seorang anak kepada ibunya yang menarik membuat penonton hening dan terpukau melihat aksinya yang diiringi musik religi.
Namun dengan aksinya itu membuat ribuan bola mata histeris maklum penampilannya gagah, aksi membaca puisinya menarik perhatian penonton lebih-lebih judul puisi yang ia bacakan adalah tentang kasih sayang 'Ibu'.
Malam semakin larut pertunjukan semakin hangat menambahkan keharuan sang wakil rakyat ini betapa berharganya seorang ibu sosok yang sangat lembut bagaikan mentari dan rembulan yang mengawal perjalanan sang anak mencari jejak sorga ditelapak kaki sang ibu.
Berikut isi naskah puisi berjudul 'Ibu' (Karya Mustafa Bisri) yang dibacakan Wakil Ketua Komisi III DPRD
Inhil Edi Hariyanto Sindrang
Kaulah Gua Teduh
Tempat bertapa bersamamu sekian lama
Kaulah kawan dari mana aku meluncur dengan perkasa
Kulah bumi yanh tergetar lembut bagiku melepas lelah dan nestapa
Gunung yang menjaga mimpi siang dan malam
Mata air yang tak berenti mengalir membasahi dahagaku
Telaga tempatku bermain berenang dan menyelam
Kailah, Ibu, langit dan laut yang menjaga lurue horisonku
Kaulah, Ibu, mentari dan rembulan
Yang mengawal perjalananku mencari jejak seorga ditelapak kakimu
(Tuhan, Aku bersaksi ibuku telah melaksanakan amanat-Mu menyampaikan kasih sayang-Mu maia kasihilah ibuku seperti Kau mengasihi kekasih-kekasihMu Amin).
Selanjutnya, penampilan Bupati HM.Wardan menampilkan puisinya tidak kalah memukau yang berjudul 'Kendaraan Tuhan' (Karya Mostamir Thalib).
Berikut naskah puisinya
Tuhan
Apa yang kulakukan ini
Tak lain menyembunyikan kejantananku
Dari kejenuhan menunggu jemputan
Kendaraan sekeratul maut-mu
Tuhan
Aku bukan putus asa
Aku sudah jalani masa muda yang temberang*)
Aku sudah lalui masa dewasa yang menyagang**)
Nyatanya semuanya tembelang***)
Manusia laksana buih yang melayang
Sepanjang abad angin tetap memainkan gelombang
Angin yang meniup telingaku saat ini mungkin saja
Angin yang di abad lalu menghembus layar datuk-nenekku
Angin yang di masa depan menghempas cadik cucu cicitku
Tuhan,kodrat-Mu
Mahluk kerak bumi terus berganti tukar
Menjadi remah,mengisi remeh temeh planet ini
Dari-Mu tiada yang sia-sia
Cuma kami bebal alfa
Penampilan selanjut dilanjutkan dengan para seniman ternanama dari Kota Pekanbaru, yakni H.Syahruddin Saleh, Aries Abeba, Herman Rante, Musthamir Thalib, TM.Soem.
Reporter: Daud M Nur