Ginda saat berdialog dengan pedagang dan menghimbau agar selalu menggunakan masker dalam aktifitas di luar rumah
GAGASANRIAU.COM, PEKANBARU - Untuk mengkampanyekan gerakan protokol kesehatan di masa Covid-19, Wakil Ketua DPRD Kota Pekanbaru, Ginda Burnama, melakukan kunjungan yang ada di Pasar Senapelan (Pasar Kodim), pada Rabu, kemarin (07/10/2020).
Kunjungan politisi Partai Gerindra ini ke pasar yang beralamat di Jalan Ahmad Yani, untuk melihat seberapa patuh para pedagang dan pembeli yang merupakan warga pekanbaru, mematuhi protokol kesehatan saat kasus Covid-19 di Pekanbaru semakin tinggi.
Dari pantauannya di lapangan, sebagian pedagang ada yang mematuhi protokol kesehatan dan sebagian lagi tidak (memakai masker) untuk proteksi diri dari virus Covid-19 saat beraktivitas.
"Memang masih ada yang lalai, namun saya mengingatkan untuk mematuhi supaya terlindung dari penyebaran virus corona, " ungkap Ginda.
Dia tidak ingin, Pasar Kodim menjadi kluster baru penyebaran virus asal Wuhan China. "Memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak kan tidak sulit. Ayo kita jadikan ini gaya hidup (life style) mulai dari sekarang, " harapnya.
Bersamaan dengan itu, Ginda juga menampung aspirasi pedagang di masa covid ini. Jual beli pedagang jadi menurun, karena lemahnya daya beli masyarakat.
"Jangankan untung, pulang modal saja sulit. Tapi mau bagaimana lagi, ini harus kami jalani. Namun kami minta tolong carikan solusinya dari anggota dewan, " keluh Maya, pedagang Pasar Kodim.
Menanggapi keluhan para pedagang ini, Ginda berjanji akan mencarikan solusinya bersama rekan-rekannya di DPRD. Seperti halnya mencarikan jalan bantuan dari Pemko atau CSR dari swasta.
Yang pasti, pedagang yang terdampak covid-19 ini, wajib dibantu pemerintah. "Nanti kita diskusikan dengan dinas terkait juga. Sekarang kan ada bantuan dari pusat untuk pelaku UMKM. Bantuan seperti ini yang kita tanyakan nanti ke dinas terkait, " sebutnya.
Hampir satu jam lebih Ginda bersama tim berada di Pasar tersebut, dengan berbagai aspirasi yang sudah dicatatnya, untuk disampaikan ke pemerintah.
Dan tidak lupa dia berpesan agar para pegang selalu menerapkan protokol kesehatan dengan rajin mencuci tangan serta selalu menggunakan masker. Kemudian tambahnya lagi, selalu mengkonsumsi makanan bergizi serta vitamin C.
GAGASANRIAU.COM, PEKANBARU -Kabar mengenai Insentif penggali mayat covid-19 belum dibayarkan Dinas Perkim Pemko Pekanbaru selama enam bulan, langsung membuat Anggota DPRD Kota Pekanbaru dari Fraksi PDIP, Victor Parulian geram.
Dia minta supaya Walikota Pekanbaru Firdaus MT bertindak tegas terhadap OPD yang diberikan kewenangan, dalam hal jni Dinas Perumahan dan Pemukiman (Perkim) untuk diberikan sanksi tegas.
"Kalau sudah enam bulan belum juga dicairkan insentifnya ini membuktikan bahwa kepala Dinas Perkim ini tidak benar, kemana hatinya ini, apa aja kerjanya, " tegas Victor, kepada wartawan, beberapa waktu lalu di Pekanbaru.
Dalam penegasannya, informasinya, insentif yang belum dibayarkan tersebut selama 6 bulan. Meski insentif penggali kubur perharinya hanya Rp 200 ribu, namun sangat diharapkan para penggali kubur tersebut.
"Pekerja itu tiap hari gali kubur, capek dan ada aspek sosialnya sangat luar biasa, coba dong perhatiannya pak Kadis!," tegas Victor lagi.
Dikatakan Victor, leading sektor dari Pemko kan sudah jelad, penanggungjawab pembayaran insentif penggali kubur covid-19 ini, menjadi tanggungjawab Dinas Perkim Pekanbaru. Ditambahkannya lagi, alasan Dinas Perkim masih mencari rujukan regulasinya, dinilai hanya mencarikan alasan saja.
Sebab, perekrutan tenaga penggali kubur ini dipastikan tidak mendadak dipekerjakan. Namun sudah melalui pembahasan yang panjang, sehingga mereka direkrut.
"Yang kita jadi heran, kalau anggaran untuk seremonial, bisa cepat dicairkan. Apalagi pembelian masker dan sejenisnya, anggaran langsung keluar. Tapi giliran anggaran penggali kubur, seperti dicari-cari alasan, ada apa ini. Penggali kubur tupoksinya jelas," tegasnya.
Ditambahkan Victor lagi, Dinas Perkim Pekanbaru, jangan mencari tumbal untuk pembenaran kelalaian kerjanya. "Harusnya mereka berpikir, bagaimana dampak penggali kubur covid-19 ini di tengah masyarakat, " terangnya.
Belum lagi masalah keluarga para penggali kubur ini yang kemungkinan besar disisihkan warga lainnya, karena suaminya jadi penggali kubur covid-19.
"Sudah lah, Dinas Perkim jangan bodoh-bodohi masyarakat lagi. Regulasi apa yang mau dicari. Ini kan jelas, para penggali kubur ini bagian dari penanganan covid-19 di Kota Pekanbaru ini. Atau kita jadi khawatir, anggaran untuk mereka ini dialihkan dulu ke hal lain," tegasnya geram.
Untuk diketahui, persoalan ini sudah menjadi pembahasan nasional, dan membuat malu Pemko Pekanbaru, dia meminta agar Walikota Pekanbaru turun tangan.
Sebab, tidak mungkin anggaran penanganan covid-19 yang sudah disiapkan Rp 115 miliar di Kota Pekanbaru ini, terlupakan untuk pembayaran insentif penggali kubur covid-19.
"Malu kita karena ulah oknum Dinas ini, nama baik Pemko Pekanbaru tercoreng. Jika memang ada oknum bermain, langsung ditindaktegas aja pak Wali," pintanya.
Babe juga meminta, agar dalam pekan ini, semua insentif penggali kubur covid-19, dibayar lunas, tanpa dicicil.
Sebelumnya, Kadis Perkim Pekanbaru Ardani mengaku, untuk pencairan anggaran tersebut terjadi kendala yaitu, masalah dasar hukum dalam melakukan pencairan tersebut.
"Kami sudah usulkan. Tapi kan ada mekanismenya. Kami lakukan usulan biaya kemudian Inspektorat melakukan review. Saat itu mungkin Inspektorat mencari dasar hukum. Kami sampaikan permenkes dan pergub. Karena ini kan bukan untuk pegawai juga," katanya.