Daerah

Persatuan Wanita Suku Jawa Dilantik Oleh Bupati Rohil

GagasanRiau.com Bagansiapiapi - Persatuan Wanita Suku Jawa Kabupaten Rokan Hilir masa bakti 2015-2020 diresmikan oleh Bupati Kabupaten Rokan Hilir (Rohil) H.Suyatno AMP, dimana sang istri Wan Mardiana, menjabat penasehat organisasi itu.

Pelantikan sendiri dilakukan pada hari MInggu (11/10/15) di gedung serba guna Paguyuban Hangudi Tomo, Bagansiapiapi, tamu yang hadir disambut dengan tari persembahan, yang notabenenya merupakan tarian Suku Melayu di Riau.

Bupati Suyatno dalam pengarahannya meminta Persatuan Wanita Suku Jawa tidak berhenti sampai disitu, melainkan terus mengembangkan sayap sampai keberbagai kecamatan, karena memiliki aset yang besar.

Keberadaannya diharapkan Suyatno, siap membantu program pemerintah. “Kita tidak ada memandang suku, apakah itu Suku Jawa, Suku Minang, Melayu, Batak dan lain sebagainya, yang jelas, Rokan Hilir, tetap satu dia, tapi didalam bendera Rokan Hilir itu, ada bendera-bendera lain, ada suku-suku lain,” ungkapnya.

Dalam waktu dekat, Suyatno juga akan mengukuhkan Suku Bugis, dan pengurusnya sudah datang ketempatnya minta dikukuhkan pula. “Suatu hal yang positif sekali, kalau bisa, semua suku-sukunya kita kukuhkan, nanti kita tinggal menggerakkan dalam hal yang positif la ya, bagaimana kita memajukan Kabupaten Rokan Hilir yang terus maju itu,” katanya menepis bernuansa politik.

Ketua Persatuan Wanita Suku Jawa Rohil, Hj. Murniwati, SKM dalam sambutannya menyebutkan, karena dibeberapa kecamatan sudah ada Persatuan Wanita Suku Jawa, tapi ditingkat kabupaten belum ada, maka atas musyawarah wanita suku Jawa yang ada di Rokan Hilir, maka dibentuklah yang tingkat kabupatennya.

Tujuan dibetuknya persatuan ini, untuk menghimpun seluruh wanita suku Jawa yang ada di Kabupaten Rokan Hilir ini agar tetap melestarikan budaya yang ada didalam adat istiadat suku Jawa. “Adat istiadat suku Jawa tidak akan ditinggalkan, walaupun ada istilah, dimana bumi dipijak, disitu langit dijunjung,” sebut Murniwati.

Meski sudah menjadi wanita suku Jawa, mereka tetap menghormati adat istiadat suku Melayu. “Menyambut pejabat, kami menampilkan tari persembahan, merupakan adat istiadat suku Melayu yang ada di Riau ini,” katanya.

Kemudian, dengan adanya kepengurusan tingkat kabupaten, nanti akan dibentuk kepengurusan tingkat kecamatan yang belum ada.

Lalu, mereka akan melestarikan adat istiadat Jawa yang sudah terlupakan. “Karena saya melihat acara pengantin atau nujuh bulan itu, berbeda-beda, misalnya kita menyaksikan didesa lain, adatnya beda, kemudian ditempat lain, adatnya beda. Kita akan merangkul lagi, bagaimana adat istiadat yang sebenarnya,” katanya.

Dalam mendidik anak untuk mengantisipasi arus globalisasi saat ini, peranan organisasi wanita ini sangat penting, karena anak lebih dekat kepada ibunya, menciptakan generasi penerus yang handal kedepan.

Sementara itu, Bupati Suyatno secara pribadi menyerahkan bantuan Rp15 juta, diserahkan istrinya, Wan Mardiana, langsung kepada Ketua Persatuan Wanita Suku Jawa, Hj. Murniwati, SKM.

Reporter Hermansyah


[Ikuti GagasanRiau.com Melalui Sosial Media]




Tulis Komentar