Daerah

Pemprov Riau Nyatakan Penularan HIV-AIDS Di Riau Mayoritas Akibat Seks

GagasanRiau.Com Pekanbaru - Pemerintah Provinsi Riau melalui Kepala Dinas Kesehatan, Andra Syafril, menyatakan terjadi pergeseran pola risiko penularan HIV/AIDS di daerah itu dari sebelumnya lebih banyak akibat penggunaan narkoba jenis jarum suntik, namun kini penularan penyakit tersebut mayoritas akibat hubungan seks. "Dari data yang ada, penularan tertinggi untuk saat ini melalui hubungan seks. Dulu kecenderungan pengguna narkoba yang menggunakan jarum suntik dan dipakai bersama-sama lebih tinggi, berarti kini terjadi pergeseran pola penularan," kata Andra. Berdasarkan data Dinas Kesehatan (Dinkes) Riau, penderita banyak tertular dari hubungan seks heteroseksual sebanyak 75 persen. Jumlah tersebut merupakan yang paling tinggi, sedangkan penularan dari pengguna narkoba jarum suntik (penasun) hanya 2,5 persen. Selain itu, penularan dari hubungan seks sesama jenis (homoseksual) juga berada pada peringkat kedua tertinggi, yakni sebesar 16,7 persen. Sementara itu, tingginya penularan HIV dari hubungan seks juga memicu penularan penyakit mematikan itu dari ibu ke bayi melalui kandungan karena jumlahnya mencapai 5,4 persen. Penderita HIV/AIDS berdasarkan pekerjaan secara akumulatif dari Januari hingga Oktober 2015, penderita terbanyak adalah pekerna nonprofesional sebanyak 108, ibu rumah tangga 52 orang, wirausaha 39, dan pengangguran 21 orang. Kemudian penderita yang berprofesi Pegawai Negeri Sipil (PNS) ada 10 orang, petani 11 orang, pekerja seks sembilan orang, pelajar/mahasiswa tujuh orang, TNI/Polisi enam orang, buruh kasar lima orang, supir tiga orang, tidak diketahui tiga orang, serta TKI dan napi masing-masing satu orang. "Jadi tidak ada yang benar-benar aman dari penularan HIV/AIDS. Perilaku hidup yang sehat dan edukasi bahaya penyakit ini adalah kunci untuk mencegahnya," kata Andra. Ia menjelaskan, tujuan kampanye terhadap bahaya HIV/AIDS harus terus dilakukan secara konsisten dan bersama-sama. Tujuannya untuk memberikan edukasi kepada masyarakat tentang bagaimana mencegah penularan penyakit tersebut. Targetnya adalah untuk menekan penderita baru dan menghilangkan stigma negatif agar orang yang hidup dengan HIV/AIDS (ODHA) tidak dikucilkan. "Semua harus berperan untuk memerangi penyebaran penyakit ini," ujar Andra. Ia menambahkan, Riau berada pada ranking 16 dari 34 provinsi untuk jumlah penderita HIV, dan berada pada ranking 14 untuk jumlah penderita AIDS. "Namun, perlu diingat itu baru yang terdata karena ini adalah fenomena gunung es," katanya. Advertorial


[Ikuti GagasanRiau.com Melalui Sosial Media]




Tulis Komentar