Lingkungan

Terus Meningkat, Satelit Deteksi 482 Titik Panas Karhutla di Indonesia



"Di Riau, helikopter dan pesawat water bombing telah menjatuhkan air 17,9 juta air untuk memadamkan api kebakaran hutan dan lahan. Untuk hujan buatan maka 35 ton garam sudah ditaburkan ke dalam awan-awan potensial di Riau, dan 61,06 ton di Sumatera Selatan," sambung dia.

Sutopo menjelaskan, pada periode bulan Agustus hingga Oktober adalah masa kritis dari kebakaran hutan dan lahan karena pada periode itulah puncak musim kemarau. Patroli dan pencegahan perlu ditingkatkan agar hotspot tidak terus bertambah. Aparat gabungan dari TNI, Polri, BPBD, Manggala Agni, Damkar, Masyarakat Peduli Api dan relawan terus melakukan upaya pencegahan dan pemadaman kebakaran hutan dan lahan.

Tingkat sebaran hotspot kebakaran hutan dan lahan terbagi menjadi dua kateori yaitu tingkat kepercayaan sedang dan tingkat kepercyaan tinggi. Tingkat kepercayaan sedang berarti ada potensi terjadi kebakaran hutan dan lahan berdasarkan temperatur permukaan yang dideteksi sensor satelit. Sedangkan tingkat kepercayaan tinggi berarti titik api yang sedang membakar material di permukaan.

Berikut data lengkap sebaran hotspot:

Tingkat kepercayaan Tinggi
Kalimantan Barat: 125
Kalimantan Tengah: 1
Kep. Babel: 6
NTT: 8
Papua: 8
Riau: 32
Sumatera Selatan: 1
Sumatera Utara: 2
Undefined: 1

Total: 185 Hotspot

Tingkat kepercayaan Sedang:
Jambi: 2
Jawa Timur: 3
Kalimantan Barat: 178
Kalimantan Tengah: 2
Kalimantan Timur: 3
Kep.Babel: 10
Aceh: 3
NTT: 30
Papua: 7
Papua Barat: 2
Riau: 43
Sulawesi Selatan: 1
Sulawesi Tengah: 1
Sulawesi Tenggara: 1
Sulawesi Utara: 2
Sumatera Selatan: 4
Sumatera Utara: 5

Total: 297 hotspot.**/detik.com

 


[Ikuti GagasanRiau.com Melalui Sosial Media]




Tulis Komentar