Opini

Fenomena Mencari Sensasi Agar Meraih Popularitas di Media Sosial

Foto: Youtuber Ferdian Paleka si pembuat konten video sembako berisi sampah.
Media sosial saat ini merupakan hal yang tak dapat dipisahkan dari individu. Hampir semua orang di dunia menggunakan media sosial untuk tujuan komunikasi maupun hiburan semata. Namun, seiring perkembangan zaman media sosial juga digunakan untuk hal-hal yang diluar esensinya sebagai alat komunikasi, hiburan, maupun pendidikan. 
 
Orang-orang saat ini berloba-lomba menggunakan media sosial untuk mencari sensasi lalu mendapatkan popularitas di masyarakat luas. Fenomena sensasional di media sosial saat ini sudah merajalela dan mudah kita temui. Belum lama kemarin terdapat youtuber Hasanjr 11 yang dalam kontennya berisi tawaran kepada orang-orang untuk membatalkan puasanya dengan ganti 10 juta. 
 
Dan yang paling terbaru pengguna media sosial di Indonesia telah dihebohkan oleh seorang youtuber bernama Ferdian Paleka yang mengunggah konten video berisi pembagian sembako kepada transpuan yang berisi sampah. Hal ini banyak membuat kemarahan warga Indonesia terutama di media sosial. Konten ini dipandang tidak memiliki adab dan hati nurani sebagai manusia.
 
Tak hanya konten video yang membuat kemarahan warganet, ia juga mengunggah video permintaan maaf namun hanya candaan dan  sama sekali tidak menunjukkan rasa bersalah. Karena merasa sakit hati, korban di video kontennya melaporkan Ferdian ke polisi. 
 
Setelah drama persembunyian selama tiga hari akhirnya ia ditangkap bersama dua rekannya pada Jumat 8/5 2020 oleh pihak satreskrim polrestabes kota Bandung dan Ditreskrimum Polda Jabar.  Kepada polisi ia mengaku dan meminta maaf serta mengungkapkan motif konten tersebut untuk menambah pelanggan atau subscriber.
 
Dari dua kasus tersebut motifnya tak lain untuk meraih keuntungan popularitas. Psikolog dari Universitas Indonesia, Rose Mini Agus Salim berpendapat bahwa banyak orang yang senang mendapatkan recognation, agar ditoleh orang atau di media sosial agar di-like. Caranya adalah dengan menciptakan konten (dengan sensasi) semacam itu.
 
Penulis: Marleni Rahayu
 

(Opini ini adalah tanggungjawab penulis)

 


[Ikuti GagasanRiau.com Melalui Sosial Media]




Tulis Komentar