GAGASANRIAU.COM, TEMBILAHAN - Kondisi gedung Sekolah Menengah Atas (SMA) PGRI Tembilahan sangat memprihatikan.
Pantauan awak media Gagasanriau.com, gedung sekolah di Jalan Pendidikan Tembilahan ini atap dan lantai papan dibongkar maling.
"Papan lantai dan atap seng dibongkar maling," kata warga Kampung Tengah, Syam menyampaikan ke awak media saat di lokasi, Rabu (30/3/2022).
Dikatakan Syam, sekolah SMA PGRI memang sudah lama tidak aktif proses belajar mengajar. Informasinya sekolah tersebut sudah tutup.
"Sudah tutup sekolah ini. Makanya sekolah ini tidak ada penjaga, ter biar," ungkapnya.
Sebagai masyarakat tempatan, Syam berharap pihak sekolah mengambil tindakan dan melapor ke pihak kepolisian, karena kondisi sekolah tersebut sangat memprihatikan.
"Kita berharap pemilik yayasan bertindak, kan sayang alat-alat sekolah banyak hilang," ucapnya.
Sampai saat ini awak media belum mendapatkan nomor kontak handphone pemilik Yayasan SMA PGRI untuk mengkonfirmasi kondisi gedung sekolah miliknya.
Untuk diketahui, seperti dilansir dari website disdik.inhilkab, berhentinya proses belajar mengajar sekolah swasta tersebut dikarenakan tidak memiliki siswa lagi.
Pada tahun ajaran baru 2020/2021 yang lalu, siswa kelas XII hanya tinggal 20 orang. Akhir 2021 sekolah PGRI tidak memiliki jumlah siswa lagi.
Syam mengatakan, kurangnya minat masyarakat memasukkan anaknya sekolah ke PGRI belum diketahui pasti, namun Syam berasumsi masyarakat lebih memilih sekolah negeri.
"Mungkin banyak sekolah negeri di Tembilahan, bahkan di daerah-daerah sudah banyak yang negeri," tuturnya.
Syam berharap pihak yayasan mau merubah status sekolah tersebut ke negeri, mengingat sekolah PGRI sudah banyak mencetak generasi sukses.
"PGRI sekolah swasta tertua, sayang terbengkalai seperti ini. Semoga pihak yayasan dan Pemda mau menghidupkan sekolah ini lagi". tutup Syam.
Tulis Komentar