Daerah

Sekretaris Pengelola Masjid Agung Annur Tak Persoalkan PKL

Screenshot_2012-12-28-16-57-33-1gagasanriau.com - Banyaknya Pedagang Kaki Lima (PKL) yang menghiasi areal mesjid agung annur pekanbaru menghasilkan keuntungan dari beberapa usaha kecil menengah dalam meningkatkan ekonominya.

Areal yang setiap minggu paginya dijadikan pusat olahraga bagi sebagian besar warga kota pekanbaru kini dimanfaatkan oleh para pedagang untuk berjualan, mulai dari jajanan pusat kuliner, pedagang kain, hingga permainan anak-anak.

Menurut salah satu pedagang mainan anak-anak H.Ali Fatmi mengatakan usaha kecil yang dijalankan ini sudah lebih dari 10 bulan lamanya. Bahkan, keberadaan usaha yang dia jalankan tersebut sudah diketahui oleh pihak pengelola mesjid agung annur pekanbaru. Dengan adanya UKM yang beliau bangun saat ini mampu memenuhi kebutuhan ekonomi bagi keluarganya yang saat ini sedang sulit.

PKL 2"Usaha permainan anak-anak ini yang saya jalankan ini seperti tempat bagi penitipan anak-anak, karena disaat orang tua mereka melakukan aktivitas berolahraga (joging) para orang tua menitipkan anaknya kepada kami". Katanya kepada gagasanriau.com jumat, 28/12/12.

Lebih lanjut, usaha yang ditelah di geluti ini tidak pernah merusak fasilitas mesjid ataupun tidak pernah membuat sampah, karena, sebagimana dalam islam sendiri menyebutkan "kebersihan adalah sebagian dari iman".

Di lain pihak, Sekretaris Pengelola Mesjid Agung Annur Pekanbaru Drs, H. Sukmadi Mukmin mengatakan baginya tidak terlalu mempersoalkan para pedagang untuk berjualan di areal mesjid agung ini, karena kita melihat sebagian pedagang berasal dari kaum menengah kebawah dan yang terpenting baginya apabila ada sedikit rezeki dapat menyisihkan nya kepada pihak pengelola yang ditunjuk.

"Berjualan sah-sah saja asal mendapat izin dari pengelola mesjid, kita persilahkan bagi seluruh Pedagang untuk berjualan" imbuhnya.

Disamping itu, beliau juga mengatakan hal tersebut tidak menjadi persoalan, seperti halnya warga yang joging ketika lapar dan haus ada jajanan kuliner berupa makanan dan minuman yang di jaja oleh para pedagang. (BI)


[Ikuti GagasanRiau.com Melalui Sosial Media]




Tulis Komentar