Daerah

Berikut Pengakuan Versi Eva Yuliana Terkait Aksi Kekerasan Yang Dituduhkan Kepada Dirinya

Gagasanriau.com Pekanbaru-Seperti tak mau kalah dengan pernyataan petani miskin korban aniaya, istri Bupati Kampar Eva Yuliana pun ikut menanggapi atas tindak kekerasan yang dituduhkan kepada dirinya.

Berikut pernyataannya yang dilansir oleh media online lokal suarakampar.com Senin (2/6/2014).

Diuraikan Eva Yuliana, kejadian tersebut, pada Sabtu (31/5/14) sekitar pukul 16.30 wib ia bersama suaminya Jefry Noer dan dua orang ajudan salah satunya Fery melihat lokasi pembangunan PKS yang berada di Dusun Batang Kulim Desa Pulau Birandang Kecamatan Kampar Timur Kabupaten Kampar.

Sampai dilokasi ia melihat lahan tersebut sudah dipagar dan melihat dua orang suami istri tengah membersihkan lahan tersebut.

"Kemudian kami berhenti dan turun dari mobil menemui mereka dan sempat mengatakan bahwa lahan ini sudah dibeli,"terangnya.

"Namun mereka menjawab dengan nada tinggi dan menyatakan lahan itu miliknya dan sempat mengeluarkan kalimat yang pedas sembari berkata kepada Bapak, saya tidak ada urusan dengan kau,"ujar Eva menirukan kalimat Nurasni.

Dilanjutkannya kemudian "Bapak menyuruh mereka pergi dari lahan tersebut dan kemudian mereka beranjak pergi, namun sembari berjalan mereka terus saja mengumpat.

"Karena terus mengumpat selaku perempuan saya menemui Nurasni dan mengatakan kalimat sudahlah, sambil memegang tangannya, namun saya malah disikut dan saya langsung digumbal,"ujarnya.

"Untuk itu perlu ditegaskan tidak pernah kami melakukan pengeroyokan apalagi pemukulan. Dan perlu diketahui saat didemo saja kami dihujat namun kami tidak pernah membalas apalagi hal sepele ini,"ungkapnya.

Diterangkannya setelah kejadian tersebut ia bersama suaminya Jefry Noer dan dua orang ajudan berangkat pulang namun dalam perjalanan mereka dihadang oleh beberapa orang keluarga Nurasni sambil membawa parang.

Diutarakannya, sebelumnya ia melihat lahan tersebut telah dipagar lalu ia menanyakan kepada dua orang suami istri yang tengah berada dilokasi tersebut.

"Saya bertanya secara baik-baik kenapa lahan ini dipagar namun mereka menjawab dengan nada yang tidak mengenak-kan dengan kalimat den ndak ado urusan jo waang do iko tanah den (Saya tidak ada urusan dengan kamu, ini lahan saya-red)," ujar jefri menirukan kalimat Nurasni.

"Lalu saya suruh mereka pergi, meskipun mereka pergi meninggalkan lokasi namun mereka tetap mengeluarkan kalimat yang tak pantas,"ungkapnya.
Redaksi


[Ikuti GagasanRiau.com Melalui Sosial Media]




Tulis Komentar