Daerah

Harga Kelapa Dalam Di Inhil Tidak Kunjung Stabil, Petani Kecewa

Gagasanriau.com GAS-Petani kelapa dalam di Desa Teluk Sungka Kecamatan Gaung Anak Serka (GAS) Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil) kembali mengeluh. Keluhan tersebut bukan akibat hama kumbang seperti di tiga Kecamatan Reteh, Enok dan Keritang yang menjadi korban  perusahaan, namun para petani di Kecamatan GAS mengeluh karena harga kelapa yang tidak kunjung stabil. Menurut Samsul petani desa tersebut, beberapa waktu lalu ia dan petani lainnya sempat merasa gembira disebabkan harga kelapa mulai membaik namun kondisi ini tidak bertahan lama dan harga kembali anjlok. “Sudahlah harga terus anjlok, pengepul (pengumpul) tidak lagi membayar harga keseluruhan kelapa, tetapi pembayaran dilakukan secara bertahap,”keluh Samsul, Sabtu (12/7/14) Namun, menurut Atan pengepul kelapa tersebut. Pembayaran seperti ini terpaksa dilakukan karena perusahaan tempat ia menampung kelapa juga memperlakukan hal serupa, agar tidak merugi Atan pun memperlakukan hal tersebut. "Setiap kali kelapa kita setorkan ke perusahaan, kita juga hanya dibayarkan separuh saja. Di lapangan terpaksa sistem ini juga kami terapkan agar tidak merugi," ujar pengepul (pengumpul) Kelapa dalam Atan. Sambungnya, memang ada yang mau bayar penuh tapi harganya jauh lebih rendah dan hal ini sudah lama terjadi. Dengan sumber penghasil terbesar masyarakat Inhil di sektor perkebunan khususnya kelapa dalam, masyarakat berharap kondisi ini segera mendapatkan perhatian serius dari pemerintah setempat. “Kita berharap pemerintah segera turun tangan agar nasib petani seperti kami tidak semakin sengsara,”pinta Atan. Pantauan lapangan, harga jual perbutir kelapa di tingkat petani kecamatan Gaung Anak Serka (GAS) saat ini berada pada kisaran Rp 1.200 hingga Rp 1300. padahal sebelumnya harga ini sudah sempat mencapai Rp. 2000. Ragil Hadiwibowo


[Ikuti GagasanRiau.com Melalui Sosial Media]




Tulis Komentar