Daerah

PT RAPP Mengelak Meskipun FKGI Paparkan Data Terkait Gajah Mati Di Riau

Gagasanriau.com Pekanbaru-Djarot Handoko Corporation Communication Manager PT Riau Andalan Pulp and Paper membantah bahwa pihaknya menjadi sumber utama kematian gajah yang terjadi ditahun 2014 ini. Data Forum Konservasi Gajah Indonesia (FKGI) melansir bahwa dari 22 ekor gajah yang mati pada tahun 2014 ini, 18 ekor diantaranya mati dilahan konsesi milik PT. Riau Andalan Pulp and Paper (PT. RAPP). Sedangkan empat ekor lainnya ditemukan masing-masing di Hutani Sola, Pusat Latihan Gajah, konsesi PT Arara Abadi dan Pusat Latihan Gajah Balai Raja. Djarot Handoko dalam rilis melalui surat elektroniknya ke redaksi Gagasanriau.com Senin (21/7/2014) menyatakan bahwa PT. Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP), sangat menjaga perlindungan terhadap lingkungan dan ekositem yg ada khususnya disekitar wilayah operasional perusahaan, termasuk perlindungan dan kelestarian satwa liar, dibuktikan dengan konsep mozaic plantation dalam pembangunan areal Hutan Tanaman Industri yang memberikan jalur khusus bagi satwa liar seperti gajah dan harimau untuk tetap terjaga ekosistemnya. serta adanya Elephant Flying Squad - EFS (Tim Patroli Gajah) yang berlokasi di Ukui (kabupaten Pelalawan) yang bertujuan melakukan mitigasi konflik gajah dan manusia dan sekaligus sebagai sarana konservasi gajah Sumatra”tulis Djarot. Forum Konservasi Gajah Indonesia (FKGI) yang menyatakan bahwa pembabatan hutan secara besar-besaran yang dilakukan oleh perusahaan Hutan Tanaman Industri (HTI) dinilai sebagai salah satu penyebab tingginya angka kematian gajah Sumatra (Elephas maximus sumatranus) di Riau yang hingga medio tahun ini saja telah mencapai 22 ekor jauh lebih banyak dibandingkan satu tahun sebelumnya yang hanya 14 ekor. Diungkapkan lagi oleh Forum Konservasi Gajah Indonesia (FKGI) pembukaan hutan menjadi HTI telah membuat ekosistem terbelah dan jalan koridor di perkebunan itu membuka akses jalan yang lebih leluasa bagi para pemburu gajah langsung ke kantong-kantong habitatnya. Pos keamanan yang dibuat di setiap titik sepanjang jalan koridor juga tidak memberlakukan aturan yang ketat bagi orang luar yang lalu-lalang. “Bangkai gajah tersebut ditemukan di perkebunan akasia yang hanya berjarak sekitar 50 meter dari jalan koridor dan tak jauh dari pos penjagaan RAPP,” ujar Ketua FKGI Krismanko Padang yang dilansir oleh Mongabay. Diaz Bagus Amandah


[Ikuti GagasanRiau.com Melalui Sosial Media]




Tulis Komentar