Daerah

Air Tidak Mengalir ke Pelanggan, Ini Penjelasan Direktur PDAM TI Tembilahan

Foto Ilustrasi/net

GagasanRiau.Com Tembilahan - Beberapa belakangan ini Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Indragiri (PDAM-TI) Tembilahan tidak mengalirkan air ke para pelanggannya. Menurut Direktur PDAM TI Agustian Rasmanto, hal ini dikarenakan ketidakmampuan PDAM TI dalam membayar listrik .

"Beberapa belakangan ini air tidak mengalir diakibatkan PDAM TI tidak mampu membayar tagihan listrik kepada PLN Rayon Tembilahan," ucap Agustian, Jum'at (1/4/2016).

Ada beberapa titik yang harus dibayar PDAM, yaitu untuk kepentingan kantor, di sungai beringin, sungai salak, pulau Palas, dan PDAM tidak mampu membayar titik yang di embung Pulau Palas, sehingga air tak bisa dialirkan.

Sambungnya lagi, Hampir mencapai 750 juta terhitung di bulan Oktober 2015 sampai dengan sekarang, Sehingga pemutusan pun tidak dapat dihindari lagi karena sudah terlalu sering kali PLN memberi kita (PDAM, Red) dispensasi, namun pihaknya tetap tidak mampu untuk membayarnya.

Dengan adanya permasalahan ditubuh PDAM sangat mengharapkan Bantuan Penyertaan Modal segera dikucurkan oleh Pemerintah Daerah. Akan tetapi membantu biaya operasional itu sampai saat ini belum terlealisasi disebabkan karena ada satu langkah yang belum diselesaikan oleh pemerintah.

"Ada satu langkah yang belum diselesaikan yang menyebabkan Bantuan penyertaan modal oleh pemerintah tersebut tak keluar-keluar, ialah karena terbentur di Permendagri Nomor 23 Tahun 2009, yaitu belum Terbentuknya Tim penasehat Investasi yang di bentuk oleh pemerintah," tukasnya.

Kompleksnya permasalahan di tubuh PDAM TI, mulai dari banyaknya pipa yang bocor dan tunggakan listrik serta tunggakan pelanggan membuat kondisi PDAM TI sangat memperihatinkan tanpa adanya bantuan dari pemerintah Daerah selaku pemilik perusahaan.

Meskipun dalam kondisi terpuruk bukan berarti PDAM TI hanya diam ataupun hanya menunggu Bantuan dari pemerintah saja, Agus juga mengungkapkan berbagai upaya telah di upayakan agar air kembali bisa mengalir normal kembali.

"Berbagai macam cara telah kita lakukan agar bisa melunasi hutang kepada PLN, supaya air bisa mengalir normal kembali, kita telah mencoba melakukan pinjaman ke BANK RIAU KEPRI untuk melunasi hutang ke PLN sampai bantuan penyertaan modal dari pemerintah keluar, namun setelah kita kesana (BANK RIAU KEPRI, red) ternyata PDAM TI sudah punya hutang sebesar 1,7 M yang belum dilunasi, dan sampai dengan saat ini kita masih menunggu jawaban dari pihak BANK tersebut apakah mau atau tidaknya lagi mengeluarkan pinjaman," tutupnya.

Reporter Daud M Nur


[Ikuti GagasanRiau.com Melalui Sosial Media]




Tulis Komentar