Bayi Penderita Tumor Otak Dirawat Seadanya di RSUD Pasir Pengaraian
Gagasanriau.com, PASIRPANGARAIAN - Rasa resah dan takut bercampur aduk dipikiran Badruddin (33) ayah dua anak ini, mengapa tidak. Anak keduanya dari sang istri Yuni, yakni Muhammad Ihya menderita penyakit langka, yakni Tumor Otak Basah dan baru pertama di Rokan Hulu (Rohul). Saat ini bayi tersebut masih mendapatkan perawatan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pasir Pengaraian.
Badruddin menjelaskan, anaknya yang mengidap penyakit langka tersebut, dirawat di RSUD Pasir Pengaraian sejak, Senin (2/5/2016) malam hingga saat ini, Kamis (5/5/2016). Dengan perawatan seadanya, sambil menunggu rujukan ke RSUD Arifin Achmad Pekanbaru.
"Saya takut terlambat mas, karena kondisi anak saya semakin lama semakin menurun. Saya takut terlambat mas," katanya, dengan raut wajah penuh dengan kecemasan.
Kecemasan dari ayah Mauhamad Ihya ini tentu ada sebabnya. Pasalnya dokter yang menanganinya di RSUD Pasir Pengaraian, mengungkapkan, anak keduanya ini harus cepat-cepat di Rujuk ke RSUD Arifin Achmad kota Pekanbaru, karna bila lebih dari 1 Minggu akan berbahaya bagi nyawa Muhamad Ihya.
Diakuinya, kondisi anaknya semakin lama semakin memburuk, dari berat badan. Awal dilahirkan berat badan mencapai 3,3 Kg. Namun saat ini berat badanya hanya mencapai 2,8 Kg saja. Hal ini menambah kecemasan dirinya.
Saat ditanya apa sebab, muhamad Ihya tak kunjung di Rawat di RSUD Arifin Achmad, Dia mengatakan, pihak Rumah sakit mengaku masih menunggu, karena di RSUD Arifin Achmad Ruanganya penuh, dan harus menunggu.
"Saya khawatir mas, kalau lewat satu minggu, nyawa anak saya gak bisa tertolong lagi. Jadi saya bingung. Semoga pihak RSUD Arifin Achmad bisa dengan cepat menyediakan tempat utuk anak saya," imbuhnya.
Dirinya juga selalu merasa sedih melihat kondisi anaknya, pasalnya tumor otak basah yang dideritanya terus mengeluarkan darah. Ia tak tahu lagi harus melakukan apa. Jika dipindahkan ke RS Swasta dirinya tak mampu membayar.
Diakuinya, pemerintah melalui Dinas Sosial sudah membantunya, dengan membuatkan Jamkesda serta bantuan lainya, agar anaknya bisa segera di Rujuk ke RSUD Arifin Achmad.
Badruddin berharap kepada pihak Rumah sakit RSUD Arifin Achmad bisa segera menyediakan tempat untuk anaknya di Rawat. Dirinya takut nyawa anaknya tidak bisa diselamatkan, karna waktu yang terlalu lama.
"Kalau di RS Swasta saya mana sanggup mas, makanya saya RSUD itupun pakai Jamkesda. Saya cuman petani mas, mana ada uang banyak. Apalagi saya dengar biaya pengobatanya mencapai Rp. 50 juta, " ucapnya.
Saat ditanya kondisi sang istri, Badruddin mengaku istrinya masih dalam keadaan kurang sehat, serta dirinya masih menyembunyikan keadaan anaknya kepada sang istri.
"Istri saya belum saya kasih tau mas, saya takut nanti shok dan keadaanya semakin buruk. Pasalnya saat ini keadaan istri saya masih kurang sehat," tuturnya.
Hingga saat ini, istrinya masih belum melihat anak yang baru dilahirkanya. Pasalnya, setelah melahirkan Muhamad Ihya sudah dilarikan ke RSUD Pasir Pengarain untuk mendapatkan perawatan yang lebih baik. "Nantilah saya kasih tau istri saya kalau sudah keadaanya membaik. Saya masih takut mas," sebutnya.
Sementara Plt Direktur RSUD Pasir Pengaraian, dr. Muhammad Yakub mengakui, seperti dilansir Rohultoday.co, mengatakan, pihaknya telah melakukan koordinasi dengan pihak RSUD Arifin Achmad terkait rujukan dari muhamad Ihya tersebut.
Namun pihak RSUD Arifin Achmad, mengaku ruangan tempat perawatan untuk Muhamad Ihya belum ada, dalam artian Ruangan masih penuh. "Kalau kita paksakan juga ke RSUD Arifin Achmad, saya takut nanti disana di telantarkan. Kalau disini kan masih kita lakukan perawatan," jelasnya.
Yakub juga menuturkan, rujukan dari Jamkesda hanya di RSUD Arifin Achmad, jadi pihaknya tidak bisa merujuk ke RS swasta yang ada di Pekanbaru."Kita akan tetap berkoordinasi, untuk secepatnya mendapatkan perawatan bagi Muhamad Ihya. Di RSUD Arifin Achmad, kalau sudah ada tempat, kita akan segera rujuk kesana," pungkasnya.***
editor: Saut BB
Tulis Komentar