Daerah

'Jalur Tikus' Inhil Berisiko Pintu Masuk Covid-19

Foto ilustrasi
Akses jalur tikus di Kabupaten Indragiri Hilir berpotensi jadi pintu masuk corona virus (covid-19), diduga dibawa oleh para pendatang dari negara tetangga.
 
Banyaknya pintu masuk tersebut membuat petugas kesulitan memantau pendatang dan warga baru pulang dari Batam, Malaysia, serta Singapura menggunakan transportasi laut.
 
Hal ini disampaikan oleh pengurus Aliansi Jurnalis Indonesia (AJI) Inhil, Mulyadi, mengatakan jalur tikus termasuk beresiko jadi pintu masuk pendatang diduga pembawa virus pandemi dari negara zona merah.
 
"Jadi kalau dibilang berisiko, ya termasuk berisiko untuk masuknya virus corona," ujar Mulyadi, Selasa (7/4).
 
Dikatakan Mulyadi, Inhil geografisnya merupakan perairan dan pulau-pulau, sering dijadikan pintu masuk pendatang dan warga baru pulang yang dinilai kurang terdeteksi oleh petugas.
 
"Awasi pintu masuk tanpa pengecualian. Pemeriksaan khusus secara ketat untuk kemudian kita skrining, sehingga pintu-pintu masuk kemudian thermal scan harus ada," paparnya
 
Dari pengecekan secara ketat pintu masuk, rekam perjalanan warga dapat terpantau. Jika berstatus ODP segera diberi tindakan medis secara serius, dan diberikan informasi dan prosedur yang harus dilakukan mengantisipasi menyebarkan secara luas. 
 
"Tapi yang paling penting saat bicara case finding-nya, maka ada te-record perjalanan harus ada, agar ditangani secara tuntas," jelasnya.
 
Pendataan secara akurat, terang Mulyadi, supaya warga terdeteksi ODP, dapat dipantau pergerakan pasien tersebut dalam rangka memutus mata rantai pandemi secara tuntas. 
 
Pemerintah Segera Lakukan Langkah Pengamanan Strategi
 
Ketua Forum Komunikasi Wartawan Inhil (FKWI), Debi Candra meminta kepada Pemda harus segera melakukan langkah pengamanan strategis, mengingat banyak pintu keluar masuk jalur laut dan darat.
 
"Pintu keluar masuk itu ada yang resmi dan dan ilegal. Khusus ilegal baik darat hingga laut, jadi pemerintah perlu segera mengambil langkah antisipasi," sebutnya. 
 
Pintu keluar masuk ilegal itu banyaknyan pelabuhan kecil (pelabuhan tikus) baik di daerah bahkan di pelabuhan di ibu kota kabupaten. Bahkan dijadikan akses penyeludupan.
 
Peran pengawasan jalur tikus ini dilakukan oleh dinas perhubungan melibatkan semua pihak penegak hukum di semua kecamatan dan desa. 
 
Disamping itu, kata Debi, juga dapat memantau masuknya barang ilegal yang merugikan negara juga dalam rangka pengawasan kesehatan terkait merebaknya virus corona ini.
 
Hari ini, kata Debi, yang sudah terdata oleh Tim Gugus Tugas, ODP 3.441, PDP 5. Namun total positif 0, tapi pemerintah tetap lakukan pengawasan ini agar tidak ada pasien berstatus positif.
 
Strategi Tim Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Inhil
 
Bidang Area dan Tranportasi Publik dan Koordinasi, diketuai oleh Kepala Dinas Perhubungan Indragiri Hilir sampai saat ini belum memberikan keterangan strategi penanganan jalur laut dan darat kepada awak media.
 
Sementara itu, menurut keterangan Juru Bicara Gugas Tugas Penanganan Pencegahan Covid-19 Inhil, Trio Beni Putra, mengatakan berdasarkan laporan telah melakukan pengawasan di pelabuhan-pelabuhan.
 
Setiap penumpang kapal farry yang baru tiba di pelabuhan, telah menjalani screening, mayoritas merupakan penumpang yang datang dari Provinsi Kepulauan Riau dan Provinsi Jambi.
 
Empat pelabuhan yang sering jadi pintu masuk pendatang dan warga baru pulang, yakni pelabuhan laut Tembilahan, pelabuhan laut Pulau Kijang, pelabuhan laut Kuala Enok dan pelabuhan Sungai Guntung.
 
Namun, menurut pantauan GAGASAN, pelabuhan kecil (pelabuhan tikus) diduga belum maksimal terpantau oleh petugas, dinilai rawan masuknya pendatang ilegal dari negara tetangga yang tak terpantau.
 
Hal ini perlu jadi pertimbangan oleh Pemda melakukan pengawasan secara ketat. Seperti disampaikan Mulyadi meminta pihak berwenang menindaklanjuti antisipasi tersebut demi pencegahan pandemi virus.
 
Sampai saat Ini Belum ada Positif Covid-19
 
Seperti disampaikan Trio, belum ditemukan warga yang positif terinfeksi Covid-19. Berbagai upaya telah ditempuh oleh tim Gugas Penanganan Pencegahan guna memutus mata rantai penyebaran virus asal Wuhan, China ini.
 
"Penyemprotan disinfektan, pembuatan bilik sterilisasi hingga persiapan pembangunan rumah sakit khusus isolasi pasien corona juga kita tempuh," jelas Trio.
 
Trio menuturkan, hal yang perlu diperhatikan bagi segenap masyarakat Inhil adalah menaati segala ketentuan dan imbauan yang dikeluarkan pemerintah.
 
"Semua pihak memiliki perannya masing-masing untuk mencegah penyebaran corona," tukas pria yang akrab disapa TB ini.
 
(Dilarang keras copy paste artikel ini tanpa persetujuan redaksi. Artikel ini berhak cipta)


[Ikuti GagasanRiau.com Melalui Sosial Media]




Tulis Komentar