Daerah

Wacana Pemko Pekanbaru terkait Pendidikan Gratis jangan Setengah Hati

gagasanriau.com-Buah dari pendataan secara acak yang dilakukan oleh Akademi Rakyat (AKAR) dibeberapa kecamatan dikota Pekanbaru terhadap siswa miskin yang ada dikota Pekanbaru, 3 mei 2012 bertempat digedung Auditorium pemerintah kota Pekanbaru diadakan seminar pendidikan dan penyerahan data siswa miskin kepada pemerintah kota Pekanbaru yang diterima langsung oleh Wakil Walikota Pekanbaru Ayat Cahyadi dan langsung diserahkan kepada Sekretaris Dinas Pendidikan Zafril Yakub. Seminar yang bertemakan “ORANG MISKIN BERHAK SEKOLAH”  dibuka langsung oleh Wakil Walikota Pekanbaru Ayat Cahyadi serta dihadiri 250 peserta seminar yang terdiri dari kaum perempuan dan laki-laki  yang juga merupakan para orang tua wali murid dari siswa miskin yang didata oleh AKAR. Pada Seminar pendidikan ini AKAR menghadirkan empat pembicara terdiri dari Kadis Pendidikan Kota Pekanbaru yang diwakili oleh Sekdis Pendidikan Zafril Yakuf, ketua Umum Serikat Rakyat Miskin Indonesia (SRMI) Wahidah Baharudin, Direktur Kualita Pendidikan Indonesia Shohibul Qosim, Mpd serta Ketua Akademi Rakyat (AKAR) Ady Kuswanto, seminar juga menampilkan kreatifitas seni dari Divisi seni dan budaya AKAR dengan tampilan lagu-lagu bertema sosial. Wakil walikota Pekanbaru Ayat Cahyadi menyambut baik dengan adanya seminar pendidikan ini ”kami dari pemerintahan Firdaus-Ayat sangat mendukung dan berterima kasih atas apa yang telah dilakukan oleh AKAR karena ini merupakan bentuk dukungan terhadap pemerintahan kota Pekanbaru untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan juga mendorong program pemerintah dalam menciptakan Pekanbaru sebagai kota metropolitan yang madani”ujarnya saat menyampaikan kata sambutannya. Sementara itu Nidia Junita Sekretaris Umum yang juga ketua panitia seminar pendidikan AKAR mengatakan”ini adalah bentuk perwujudan dari komitmen kita bersama untuk mendesak pemerintah dalam mengimplementasikan pendidikan gratis khususnya bagi kaum ekonomi lemah”tegasnya. Saat penyampaian materi oleh pemateri yang diawali oleh perwakilan dinas pendidikan disampaikan oleh Zafril Yakub”sesungguhnya terkait dengan Wajib Belajar ini kami dari dinas pendidikan sudah banyak program yang kami tawarkan dalam mendukung bagaimana siswa miskin bisa melanjutkan studinya namun kami akui belum maksimal program tersebut disalurkan karena data siswa miskin terus mengalami perubahan disetiap tahun ajaran”ujarnya. Lain halnya dengan ketua umum SRMI Wahidah Baharudin Upa yang akrab dipanggil Ida menyampaikan beberapa perbandingan dengan kota Pekanbaru dengan kabupaten Gowa Sulawesi Selatan. Ketika menyampaikan data dan praktek pendidikan gratis di kabupaten Gowa tersebut Sekdis Pendidikan kota Pekanbaru sempat tertegun diam dan sontak hal ini membuat para peserta seminar berdecak kagum. Disebutkan oleh Ida bahwa dengan APBD yang hanya 600 milyar rupiah kabupaten Gowa bisa mewujudkan pendidikan gratis sampai dengan 12 tahun serta didukung dengan sistem yang pro rakyat ” jadi sangat mungkin sekali jika pemerintah kota Pekanbaru ingin mewujudkan wajar 12 tahun dengan tidak lagi pake embel-embel gratis pake tapi”tegasnya bertolak dengan APBD kota Pekanbaru sebesar 1,5 trilyun rupiah. Ida mengkritisi bahwa program yang ditawarkan oleh pemko tentang wajar 12 tahun masih setengah hati dan berbelit-belit urusan birokrasinya sehingga terkesan tidak gratis karena ada juga mesti dibayar. Ady kuswanto dari AKAR menilai bahwa apa yang ditawarkan oleh pemko Pekanbaru dengan wajar 12 tahun patut diapresiasi positif karena semasa kepemimpinan Herman abdullah-Erizal muluk baru hanya sebatas 9 tahun dan juga banyak sekali persoalan pendidikan kota Pekanbaru tidak mampu terselesaikan secara adil selalu berakhir dengan siapa punya duit bisa sekolah  artinya pendidikan hanya bagi yang berekonomi mampu saja.”kita tunggu saja prakteknya dan kita akan komitmen mengawal wajar 12 tahun agar tidak berakhir pada lips service saja”ungkap Adit. Usai penyampaian materi seminar diadakan sesi tanya jawab, ada banyak penanya yang mengungkapkan beberapa fakta yang mengagetkan. Diantaranya disampaikan oleh ibu Ernita yang berasal dari Kulim kecamatan Tenayan Raya”ketika saya mendaftarkan anak saya di SDN 142 Kulim saya dikenakan biaya Rp 670.000 dengan alasan uang pendaftaran murid baru sebesar Rp.600.000 dan uang buku sebesar Rp 70.000”ungkapnya. Hal ini membuat kaget para pemateri dan peserta seminar terprovokasi karena apa yang disampaikan oleh ibu Ernita ternyata dialami juga oleh peserta seminar lainnya. Sekdis pendidikan Zafril Yakub berjanji akan menindaklanjuti temuan dan laporan ini “kita akan lakukan cek ulang dan jika terbukti benar kita akan tindak sesuai dengan peraturan yang berlaku”tegasnya. Seminar diakhiri dengan deklarasi bersama oleh 4 pemateri dengan penandatanganan hasil notulensi seminar untuk menjadi komitmen bersama dalam mewujudkan wajar 12 tahun.*adit*


[Ikuti GagasanRiau.com Melalui Sosial Media]




Tulis Komentar