Daerah

Penelepon Layanan Mental di Inggris Naik 50 Persen

[caption id="attachment_3322" align="alignleft" width="300"]Huffingtonpost.com Huffingtonpost.com[/caption]

London--Jumlah orang yang meminta saran melalui layanan telepon (helplines) untuk masalah mental meningkat tajam di Inggris. Menurut hasil penelitian terbaru, jumlahnya meningkat hingga 50 persen dari sebelumnya. Umumnya penelpon ke layanan ini adalah mereka yang tidak mau diketahui identitasnya. Masalah yang disampaikan pun lebih cenderung meningkat dengan keinginan untuk melakukan bunuh diri. Menurut Mind, lembaga sosial yang memberikan layanan kesehatan mental dan mengkompilasi data, kenaikan jumlah tersebut merupakan suatu ?peringatan? dan membuat orang berpikir untuk mencari bantuan secepatnya karena mereka peduli dengan kelangsungan hidup mereka. Mind menemukan bahwa jumlah panggilan telepon meningkat tajam menjadi lebih dari 68 ribu pada 2012-2013 dibandingkan sebelumnya yang mencapai 46 ribu pada tahun 2011-2012. Dikatakan Mind, bahwa mereka melihat adanya hubungan antara perubahan jenis panggilan, dengan orang yang mengaku mengalami masalah yang kompleks dan akut. Hal ini terlihat pada 30 persen dari penelpon yang mengaitkannya dengan keinginan untuk bunuh diri. Pada banyak kasus, kata mereka, masalah mental ini disebabkan oleh kekhawatiran finansial yang parah. Merespon data tersebut, Mind mengatakan bahwa ada kebutuhan untuk meningkatkan layanan bagi publik dan meminta orang untuk tidak menunggu hingga mencapai titik kritis untuk mencari bantuan. "Saat ini banyak orang mengalami masalah dengan tekanan finansial, seperti kecemasan mengenai pengangguran, pengurangan penghasilan, peningkatan biaya hidup atau kombinasi dari ketiganya," kata Paul Farmer, CEO Mind seperti dikutip situs Daily Mail edisi 18 Juli 2013. "Kami mendorong setiap orang yang memerlukan dukungan kami untuk segera menelpon dan melakukannya hari ini," kata Farmer. Pada awal tahun ini, sebuah penelitian yang dilakukan oleh pakar ekonomi politik Oxford University, Dr. David Stuckler dan Dr Sanjay Basu, asisten profesor bidang kesehatan dan epidemiologis di Standford University menyimpulkan bahwa penurunan kondisi ekonomi merusak kesehatan orang di Eropa dan Amerika Utara sehingga meningkatkan angka bunuh diri, depresi dan menyebarnya penyakit infeksi. Dikatakan hasil penelitian itu bahwa penurunan akses pada layanan kesehatan telah menambah masalah bagi banyak orang. Selain itu tingginya angka pengangguran di Eropa telah meningkatkan penggunaan obat-obatan terlarang dan bahkan berkontribusi pada penyebaran HIV. DAILY MAIL I ARBA'IYAH SATRIANI


[Ikuti GagasanRiau.com Melalui Sosial Media]




Tulis Komentar