Membangun Pariwisata, Menuju Riau yang Berjaya
GagasanRiau.Com Pekanbaru - Sebagai sebuah provinsi otonom, bagian tidak terpisahkan dari NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia), kurang apa Riau? Dari dalam perut buminya sudah sejak lama mengucurkan minyak, yang sangat besar memberi kontribusi bagi negeri ini. Di daratan, menghampar jutaan hektar areal perkebunan kelapa sawit yang tersebar di sejumlah kabupaten. Kalau boleh diistilahkan, di Riau bisa disebut 'di bawah minyak, di atas minyak.'
Tapi, di antara sejumlah potensi SDA (sumber daya alam) yang selama ini menjadi andalan provinsi yang pada 9 Agustus lalu baru saja merayakan hari jadi ke-59, sebagian besar di antaranya dari jenis potensi yang tidak bisa diperbaharui. Sebutlah satu contoh migas (minyak dan gas bumi). Seiring dengan perjalanan waktu dan perputaran zaman, oleh karena terus dieksploitasi, bukan tidak mungkin ada di antara jenis potensi itu yang tidak lagi akan menghasilkan.
Sementara pada bagian lain, di Provinsi ada budaya Melayu merupakan ciri khas dari daerah Melayu yang dihasilkan dalam kehidupan orang-orang Melayu. Budaya yang ada sejak dahulu kala sejak awal keberadaan orang Melayu. Berkembangnya kebudayaan Melayu searah dengan perkembangan sebuah wilayah yaitu Provinsi Riau. Misalnya saja kesenian adalah salah satu kebudayaan yang berkembang pesat.
Riau merupakan salah satu daerah yang memiliki budaya Melayu yang ada di indonesia, letaknya yang strategis di antara negara-negara serumpun yaitu malaysia dan singapura membuat riau kaya akan peradaban Melayu. Sejarah mencatat bahwasanya dahulu nenek moyang kita orang melayu mencapai kejayaannya dan pusat kerajaan Melayu seperti Kerajaan Siak Sri Indrapura, Kerajaan Riau Lingga, Kerajaan Indragiri Dan Kerajaan Palalawan.
Ir. H. Arsyadjuliandi Rachman MBA, yang sejak beberapa bulan belakangan menjabat sebagai Gubri (Gubernur Riau) ingin menjawab tantangan dan peluang itu, yaitu menjadikan sektor pariwisata sebagai 'harapan baru' bagi Negeri yang berjuluk Lancang Kuning ini. Hebatnya lagi, sejak masih berstatus sebagai Plt (Pelaksana Tugas) Gubri, dalam berbagai kesempatan pria yang akrab dengan panggilan Andi Rachman ini telah getol berbicara tentang cita-citanya untuk mengembangkan daerah yang dipimpinnya menjadi pusat wisata budaya Melayu.
Usut punya usut, ternyata inilah yang mendasari 'mimpi besar' sang Gubri, yaitu di Riau banyak peninggalan budaya Melayu, sehingga kita punya potensi untuk dikembangkan sektor kepariwisataan yang berbasis budaya Melayu, "Jadi untuk selanjutnya kita kembangkan pariwisata berbasis budaya," katanya.
Gubernur menyebut, pihaknya punya pemikiran dan pertimbangan mengapa sekarang harus 'putar haluan'ke sektor pariwisata Melayu. Salah satu landasannya ialah di Riau banyak terdapat peninggalan-peninggalan bersejarah Melayu, seperti Candi Muara Takus, Istana Kerajaan Siak, Benteng Tujuh Lapis, dan banyak lagi. "Sebenarnya kita mengangkat visi kebudayaan karena Riau menjadi pusat peninggalan budaya Melayu. Kita mempunyai aset Melayu dan kami meyakini komitmen masyarakat Riau yang terdiri dari beragam etnis agama mendukung Visi Riau 2020," paparnya.
Tulis Komentar