Daerah

Zulaikhah Berlinang Air Mata saat Hadiri Training Revolusi Moral Bangsa

GAGASANRIAU.COM, TEMBILAHAN - Demi menumbuhkan motivasi membangun karakter peserta didik, Yayasan Rumah Ziqra menggelar Training Revolusi Moral Bangsa di Aula Sekolah Menengah Atas (SMAN) 1 Tembilahan Hulu, Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil), Rabu (30/1).
 
Kegiatan ini dihadiri Bunda PAUD Inhil Hj Zulaikhah S.Sos ME, Kepala Dinas Pendidikan Inhil yang diwakili Sekretaris, Anggota Komisi IV DPRD Inhil, Kepala Sekolah SMAN 1 Tembilahan Hulu beserta Majelis Guru, Ketua Pemuda BNN Inhil, Ketua TP-PKK Kecamatn Teluk Belengkong, Kepala Puskesmas Kecamatan Batang Tuaka, siswa-siswi SMAN 1 Tembilahan Hulu, wali murid, dan para undangan. 
 
Tujuan dilaksanakannya kegiatan ini adalah untuk memberitahukan kepada guru dan orang tua bahwa banyak anak-anak yang telah melakukan kesalahan di luar batas serta upaya mengajak para orang tua dan guru untuk menyelamatkan anak bangsa melalui kiat meningkatkan daya kerja otak dan kiat membangun karakter menggunakan metode semihypnoterapy.
 
Ketua Panitia Pelaksana, Marliah mengatakan motivasi pelaksanaan kegiatan ini berawal dari diskusi dengan narasumber terkait fenomena pelajar. Ia melihat banyak kelakuan siswa-siswi yang menyimpang sehingga membuat para guru merasa belum berhasil membentuk pelajar yang berkarakter. Sebagaimana diketahui pendidikan karakter merupakan hal mendasar di sekolah. 
 
"Dengan adanya kegiatan ini kita dapat bersinergi dengan pihak sekolah, orang tua, dan murid. Dukungan pemerintah juga tidak kalah pentingnya dalam hal ini," sebutnya. 
 
Sementara itu, Zulaikhah Wardan menangis saat menyampaikan pidatonya. Dengan mata berkaca dan suara bergetar ia mengatakan Indonesia sudah dalam keadaan darurat perilaku.
 
"Saya sebagai Ibu merasa prihatin pada kondisi saat ini. Bila anak-anak terpengaruh film porno, narkoba, seks bebas. Sulit mewujudkan visi Inhil ini untuk menjadikan negeri yang Maju, Bermarwah, dan Bermartabat. Apalagi anak perempuan, kalau pemudi kita terjerumus apa yang akan diharapkan. Anak-anak adalah calon pemimpin masa depan. Oleh sebab itu harus dijaga dan diawasi, jangan sampai kondisi karakternya hancur," papar Zulaikhah. 
 
Ikha, sapaan akrabnya, menilai kegiatan ini sangat baik, hendaknya dilaksanakan secara kontinyu. "Mudahan kegiatan ini dapat diprogramkan melalui OPD terkait. Anak-anak harus ada kemauan untuk melawan perilaku tercela tersebut. Orangtua bersama guru dan pemerintah menjadi penggerak," imbuhnya. 
 
Wanita yang kerap jadi sumber inspirasi perempuan Inhil ini juga menyampaikan pesan bermakna kepada para siswa-siswi yang hadir dalam kesempatan itu. 
 
"Sebagai seorang wanita yang pernah melahirkan pada saat kalian melakukan perbuatan yang tercela di mana pun berada Ibu sangat sedih dan terpukul. Ibu bisa merasakan bagaimana orangtua kalian jika menyaksikan fenonena hari ini, tidak sanggup membayangkan masa depan kalian. Ibu menyadari kalian adalah generasi yang perlu uluran tangan dan arah menuju kesuksesan. Kami orangtua akan berusaha sekuat tenaga menjaga dan membinamu dari ancaman perubahan zaman yang semakin memprihatinkan. Jadilah anak yang pintar dengan selalu memanjatkan doa untuk orangtua. Jadilah orang yang memiliki benteng pikiran dan perasaan yang kuat sehingga tidak mudah terpengaruh dunia pergaulan bebas yang hanya akan merugikan. Harapan dapat memenuhi. Jika belum dapat membahagiakan orangtua minimal jangan buat orangtua sedih," urai istri orang nomor satu di Bumi Hamparan Kelapa Dunia ini. 
 
Setelah mengikuti kegiatan ini, Zulaikhah berharap kepada seluruh siswa-siswi agar dapat meninggalkan segala perilaku menyimpang yang selama ini dilakukan. 
 
Pembawaan materi yang santai dan interaktif membuat acara berlangsung santai dan komunikatif. Tak jarang ruangan dipenuhi gelak tawa para hadirin yang hadir.
 
Subur Putra selaku narasumber mengungkapkan untuk menanggulangi darurat bencana moral tersebut, pihaknya berencana mendirikan Badan Penanggulangan Bencana Moral di seluruh kecamatan di Inhil. 
 
"Dari 650 sekolah di berbagai daerah yang saya datangi, masalah krisis moral ini selalu sama. Tidak lepas dari pergaulan bebas, merokok, dan narkoba. Sasaran dalam gerakan ini adalah murid-murid sekolah," tandasnya. (Humas)


[Ikuti GagasanRiau.com Melalui Sosial Media]




Tulis Komentar