Daerah

Investasi Banyak, Tapi BUMD Pemko Pekanbaru Masih Lenggang Kangkung

Heri Susanto Dirut BUMD Pekanbaru (Foto Akun Facebook Heri Susanto)
GAGASANRIAU.COM, PEKANBARU - Meskipun investor sudah melakukan kerjasama dengan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) milik Pemerintah Kota (Pemko) Pekanbaru, namun hingga kini belum ada menunjukan keuntungan bagi pemerintahan daerah setempat.
 
Berdasarkan keterangan yang disampaikan oleh Direktur BUMD milik Pemko Pekanbaru tersebut Heri Susanto kepada Gagasan Jumat (7/12/2018) investor yang sudah melakukan kerjasama itu antara lain PT Sidmunds, kemudian perusahaan dari Jakarta PT. TKI, Dan untuk penjajakan kata Heri Susanto ada investor dari China China Property dan Agung Podomoro Industrial Park untuk pengelolaan kawasan Industri Tenayan.
 
Dikatakan Heri, salah satunya adalah PT Sidmunds yang menginvestasikan dan bekerjasama dengan BUMD membangun telekios, menurutnya pihak perusahaan mendatangi mereka. 
 
"Mereka datang sendiri ke kami menyampaikan niat untuk berinvestasi di peralatan telekios. Dasar tentulah kepercayaan mereka kepada kami dan dengan harapan jika menggandeng BUMD program mereka tersebut diterima Pemko" kata Heri. 
 
Kemudian kata dia lagi, pihak PT Sidmuds sebelum berinvestasi sudah memasang beberapa unit WIFI gratis di bus Trans Metro Pekanbaru (TMP) yang di kelola Dinas Perhubungan (Dishub) setempat. "Namun kami tidak tahu apa feedback (keuntungan) yang mereka dapati dari Dishub" ujarnya.
 
Dia juga menerangkan bahwa model kerjasama antara PT Sidmuds ini dengan BUMD, pihaknya memperoleh Reveneu (Pendapatan) dari keuntungan perusahaan.
 
Pada kenyataannya alat canggih ini (Telekiosk) pengerjaannya dilakukan langsung oleh perusahaan investor ternama PT Sidmunds Riau Berjaya yang diketahui telah menelan biaya lumayan fantastis per-unitnya. 
 
"Dari informasi yang kita dapatkan, alat itu per unitnya dibandrol Rp 350 juta. Semuanya ada 5 unit termasuk 1 alat yang sedang terpasang di Sudirman tadi. Dan itu dananya dari perusahaan sendiri, tidak ada sangkut pautnya sama Pemko ataupun BUMD anggarannya," sambung Heri. 
 
Alat canggih yang didatangkan langsung dari negara luar, China direncanakan rampung pada bulan Juli 2018 lalu, namun ternyata hanya isapan jempol semata. Nyatanya dalam proses pengerjaannya sendiri, perusahaan investor tersebut tidak dapat menyelesaikannya sesuai perjanjian awal. 
 
"Buktinya sampai sekarang ini, alat tersebut tidak dapat berjalan sebagaimana mestinya. Setelah kita lakukan koordinasi, terdapat adanya kendala baik teknis dan non teknis. Baik dari perusahaan sendiri maupun rekaan di China, makanya terbengkalai operasionalnya alat ini," pungkas Heri.
 
Kemudian Heri menyebutkan untuk kerjasama dengan perusahaan dari Jakarta yakni PT. TKI yang membangun jaringan Fiber Optic sepanjang 180 KM dengan kapasitas 144 Core dan menuurut Heri sudah terpasang 100 persen.
 
Dan kembali Heri, menjelaskan bahwa seluruh proses kerjasama masih tahap proyek sehingga belum memperoleh keuntungan sama sekali.
 
Menurut Heri seluruh investasi pembangunan ditanggung oleh investor.
 
Saat ditanya soal bocoran, atau contoh laporan rugi atau untung kerjasama BUMD dengan perusahaan swasta di Pekanbaru ke publik, Heri mengatakan belum ada karena saat ini semuanya masih dalam status pembangunan.
 
Dan menurut pengakuannya pekerjaannya proyek-proyek tersebut dilakukan sepenuhnya oleh investor.
 
"BUMD tidak ikut serta dalam pembangunannya dan tidak menyertakan modal dalam Projec tersebut" terang Heri.
 
Reporter Nurul Hadi
Editor Arif Wahyudi


[Ikuti GagasanRiau.com Melalui Sosial Media]




Tulis Komentar