Lingkungan

Kabut Asap Karhutla Makin Parah, GP Ansor Riau Minta Kepala Daerah Liburkan Sekolah

GAGASANRIAU.COM, PEKANBARU - Makin buruknya kualitas udara karena Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) di Kota Pekanbaru, hendaknya Kepala Daerah baik Gubernur Riau (Gubri) Syamsuar dan Walikota Firdaus segera meliburkan sekolah. Karena kabut asap beracun dari pembakaran hutan dan lahan ini mengancam kesehatan para peserta didik dan menyebabkan aktifitas belajar terganggu. 
 
"Soal kualitas udara sudah tidak sehat, GP Ansor Riau minta Gubernur ambil kebijakan liburkan sekolah. Kasihan anak anak masih sekolah di tengah kepungan asap ini" ungkap Ketua GP Ansor Riau Purwaji kepada Gagasan Senin pagi (26/8/2019).
 
Ditegaskan Purwaji, pemerintah jangan menunggu ada korban baru ambil keputusan. "Data kan banyak ada dari BMKG dan lain lain. Jadikan itu dasar untuk ambil sikap" ujar dia.
 
Masalah asap ini menurut Purwaji sudah menghawatirkan, dan pihaknya memahami pemerintah sudah berupaya keras namun katanya lagi nampaknya asap tidak semakin tipis malah semakin tebal. 
 
"Pemerintah pusat lewat kementerian terkait harus meningkatkan upayanya membantu Riau agar bencana asap ini segera berakhir" pinta Purwaji. 
 
Karena menurut Purwaji kejadian ini bukan soal penegakan hukum semata yang menjadi prioritas adalah pengerahan kekuatan penuh untuk pemadaman dan menghindari efek asap pada manusia khususnya anak-anak. 
 
"Di satu sisi Banser Riau juga siap jika pemerintah daerah membutuhkan kekuatan tambahan untuk diterjunkan ke lokasi pemadaman" ujarnya. 
 
"Di Kabupaten Kepulauan Meranti kita sudah terjunkan Banser untuk membantu polisi dan tentara, jika diperlukan ayo kita lihat dimana potensi anggota kita bisa dilibatkan" tutupnya.
 
Pantauan di lapangan pada Senin pagi (26/8) kabut asap Karhutla di Kota Pekanbaru tebal. Menurut pihak BMKG Stasiun Pekanbaru, jarak pandang hanya 3-5 kilometer dan kualitas udara cenderung tidak sehat.
 
"Pantauan terakhir jam 16.00 WIB (status udara) masih tidak sehat," kata Staf Analisis BMKG Stasiun Pekanbaru, Nia Fadhila dikutip dari cnnindonesia.com.
 
Dikatakan Nia satelit BMKG pada Minggu sore mendeteksi ada 17 titik panas (hostpot) di Riau yang jadi indikasi awal karhutla pada Minggu (25/8). Jumlah itu turun dibandingkan sehari sebelumnya yang terdeteksi 272 titik panas. Meski begitu, asap masih tergolong pekat walau titik panas menurun.
 
"Partikel asap di udara tidak sepenuhnya hilang, asap sisa (kebakaran) kemarin karena partikel akan hilang terbawa angin atau adanya hujan. Sedangkan hujan belum merata di Riau," katanya.
 
Dari 17 titik panas yang terdeteksi di Riau, paling banyak di Kabupaten Pelalawan ada 9 titik. Kemudian di Indragiri Hilir ada 7 titik, dan Indragiri Hulu satu titik panas. Dari jumlah tersebut ada 10 yang dipastikan titik api, dan berada di Kabupaten Pelalawan. Titik api yang lain berada wilayah di Indragiri Hilir, yakni ada 5 titik.


[Ikuti GagasanRiau.com Melalui Sosial Media]




Tulis Komentar