Soal Papua, LAM Riau Ajak Masyarakat Waspadai Provokasi Dan Penyebaran Hoaks
Raja Marjohan, Pengurus Majelis Kerapatan Adat (MKA) Lembaga Adat Melayu (LAM) Riau
GAGASANRIAU.COM, PEKANBARU - Raja Marjohan, Pengurus Majelis Kerapatan Adat (MKA) Lembaga Adat Melayu (LAM) Riau menghimbau agar masyarakat Indonesia untuk terus menjaga persatuan dan kesatuan.
"Kemajemukan adalah rahmat bukan petaka. Mari bangun kembali jiwa korsa dan kebersamaan, duduk sama rendah, tegak sama tinggi. Saling hargai menghargai." himbau dia menanggapi kejadian di Provinsi Papua dan Papua Barat, Selasa (3/9/2019) kepada Gagasan.
Dirinya merasa sedih atas kejadian yang terjadi di dua provinsi tersebut. Akibat adanya oknum yang menebarkan perlakukan rasisme dan dimuat dalam pemberitaan, terangnya nilai-nilai persaudaraan antar sesama anak bangsa menjadi tergerus.
"Sehari menjelang meletupnya insiden tersebut, saya baru saja meninggalkan tanah Papua setelah beberapa hari menapaki Kota Jayapura, Mimika dan Biak Numfor. Kaget ? Ya sudah pasti. Karena tidak menyangka akan terjadi peristiwa tersebut" terangnya.
Dia mengulas, bahwa Papua sekarang, dulunya bernama Irian Barat memiliki historis dan perjuangan yang relatif cukup panjang.
Dan kata dia, insiden yang seharusnya tak terjadi tersebut dampaknya besar sekali, hingga membuat perekonomian masyarakat menjadi lumpuh.
Tidak hanya itu, proses belajar mengajar anak-anak didik sementara terganggu, fasilitas umum dan berbagai fasilitas pemerintah yang dibangun dengan dana tidak sedikit juga mengalami kerusakan.
Berkaca dari insiden tersebut, menurut dia semua komponen masyarakat jangan mudah terpengaruh dari provokasi yang tidak bertanggung jawab.
"Apalagi menyebarkan Hoax yang dapat memanasi situasi yang sudah terkendali. Saya optimis, suasana di Papua akan sejuk kembali dalam kondisi yang harmonis" harapnya.
Menurut dia, masalah Papua bukan hanya pembangunan infrastruktur. Meskipun tak dipungkirinya itu juga perlu. Namun menurut dia pembangunan SDM juga perlu dilakukan oleh pemerintah.
"Juga perhatikan dan hormati kearifan lokalnya, adat istiadat yang dimiliki sebagai warisan nenek moyangnya" sarannya.
Dia juga menyarankan agar kearifan budaya di Papua sebagai bagian Kebudayaan Nasional sesuai amanah UUD 45.
"Mengacu kepada nilai-nilai inti Pancasila sebagai konfigurasi Kebudayaan Bangsa. Dengan demikian semboyan Bhinneka Tunggal Ika dapat diwujudkan secara seimbang dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara" tutup dia.
Tulis Komentar