Nasional

Penurunan Positif Covid-19, Mendagri: Masyarakat Tak Jenuh Terapkan Prokes

Mendagri, Muhammad Tito Karnavian

TANGERANG - Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Muhammad Tito Karnavian mengapresiasi turunnya kasus positif atau positivity rate Covid-19 di Kota Tangerang, Provinsi Banten. Tak hanya itu, Kota Tangerang juga tercatat mengalami penurunan dalam angka kematian atau fatality rate diakibatkan infeksi Covid-19. Bahkan Bed Occupancy Ratio (BOR) juga mengalami penurunan dari pekan sebelumnya. Sebaliknya, angka kesembuhan mengalami peningkatan.

Dalam keterangan persnya usai melakukan Rapat Koordinasi dengan Pemerintah Kota Tangerang, Selasa (27/7/2021), Mendagri menyebut capaian ini tak dapat dilepaskan dari Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang terbukti mampu menekan mobilitas masyarakat, dan meningkatkan kedisiplinan masyarakat dalam menerapkan protokol kesehatan (Prokes).

“PPKM itu, betul-betul berkorelasi dengan angka-angka indikator pengendalian Covid, sehingga terjadi penurunan-penurunan angka kasus, BOR, angka kematian, dan kenaikan angka yang sembuh,” katanya.

Atas penurunan kasus dan peningkatan angka kesembuhan itu, Mendagri meminta agar masyarakat tak jenuh dalam menerapkan protokol kesehatan. Sebab, bangsa Indonesia masih dihadapkan pada tantangan yang sama untuk dapat mengatasi wabah. Angka penurunan tersebut juga diharapkan menjadi motivasi bagi jajaran Pemerintah Kota Tangerang untuk terus mengendalikan pandemi dengan kebijakan dan aksi-aksi lapangan.

“Tantangan kita yang paling utama adalah jangan sampai kita jenuh, jangan sampai kemudian kita menjadi lengah, kendor, melihat angka-angka tersebut, angka-angka tersebut harus terus dikendalikan dengan kegiatan-kegiatan aksi di lapangan,” tegasnya.

Titik krusial yang sama juga ditekankan Mendagri pada aparat pemerintahan. Pemerintah daerah perlu memperkuat sisi hulu dengan bersinergi, fokus, dan melibatkan semua pihak termasuk unsur nonpemerintah dalam pengendalian pandemi.

“Kunci yang paling utama adalah konsistensi jangan sampai kita jenuh, jangan sampai masyarakat jenuh, harus terus disentuh, kemudian aparat juga jangan sampai jenuh juga, karena kejenuhan itu menjadi masalah nantinya, kita berhadapan dengan krisis yang relatif cukup panjang ini, sudah satu setengah tahun, dan salah satu tantangan terbesar kita adalah tidak konsisten dan jenuh,” pungkasnya.


[Ikuti GagasanRiau.com Melalui Sosial Media]




Tulis Komentar