Mengenang Kematian Tuhan Yesus

Umat Kristiani Lanud Rsn Laksanakan Ibadah Jumat Agung

Ibadah Jumat Agung di Gereja POUK Eben Haezer Lanud Roesmin Nurjadin-Pekanbaru, Jumat (15/4/22).

GAGASANRIAU.COM, PEKANBARU - Mengenang kematian Tuhan Yesus, umat Kristiani Lanud Roesmin Nurjadin melaksanakan ibadah Jumat Agung, dengan Firman Tuhan yang disampaikan bertema, "Hamba Tuhan Yang Menderita", dengan Nats Firman Tuhan dari Yesaya 52:13-15,  tempat di Gereja POUK Eben Haezer Lanud Roesmin Nurjadin-Pekanbaru, Jumat (15/4/22).

Dalam ibadah Jumat Agung, Firman Tuhan dan Penjamuan Kudus dilayani oleh Pdt.Julianus Ginting, S.Th., menjelaskan, 
Nubuat di kitab Yesaya telah digenapi dalam diri  Yesus. Dimana Tuhan Yesus telah menjadi Hamba yang menderita untuk setiap kita umat manusia. Di dalam merenung karya salibNya di Jumat Agung ini, kita mengerti bahwa Yesus telah menjadi korban pendamaian dengan Allah, Tuhan Yesus mati di kayu salib dengan darah yang tertumpah, serta tubuh yang tercabik untuk mengantikan setiap kita yang seharusnya dihukum. Namun melalui pengorbananNya kita peroleh pengampunan dan diselamatkan. Karya keselamatan bukan hanya Dia mati, namun Dia juga bangkit dari antara orang mati.

Ibadah diawali dengan jemaat merenungkan kematian Tuhan Yesus :
Disebuah taman yang bernama Getsemani, Anak Manusia telah bergumul. Nampak wajahNya yang pucat dan layu bagaikan membawa beban yang berat sampai mengeluarkan peluh bagaikan titik-titik darah yang keluar dari sekujur tubuhNya dan berseru: Hatiku sangat sedih , seperti mau mati rasanya.

Ya Bapaku, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari padaKu.tetapi janganlah seperti yang Ku kehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki.

Lihat, saatnya sudah tiba bahwa Anak Manusia diserahkan ke tangan orang-orang berdosa.
Inilah awal Anak Manusia harus dinista dan dicela supaya genaplah apa yang dikatakan oleh para Nabi.
Ia dihina dan dihindari orang, sehingga orang menutup mukanya terhadap Dia dan bagi kitapun Dia tidak masuk hitungan.
Dia dianiaya, tetapi Dia membiarkan diri ditindas dan tidak membuka mulutNya seperti Anak Domba dibawa  ke pembantaian.
Tetapi sesungguhnya penyakit kitalah yang ditanggungNya,dan sengsara kitalah yang dipikulNya.
Tetapi Dia tertikam oleh karena pemberontakan kita, Dia diremukkan oleh kejahatan kita.
Padahal oleh bilur-bilurNya kita menjadi sembuh,  amin.


[Ikuti GagasanRiau.com Melalui Sosial Media]




Tulis Komentar