Riau

Permasalahan Sampah dan Banjir di Pekanbaru Tak Kunjung ada Solusi

Kondisi tumpukan sampah di tepi jalan kota Pekanbaru yang mengganggu kenyamanan masyarakat. (Dok.Ain/GAGASANRIAU)

GAGASANRIAU.COM, PEKANBARU - Hingga saat ini, Kota Pekanbaru terus dihantui oleh persoalan yang tak kunjung mendapatkan solusi,yakni tumpukan sampah dan banjir disejumlah daerah.

Salah satunya di Pasar Pagi Arengka, Kecamatan Sidomulyo Timur, Marpoyan Damai. Tumpukan sampah ini membuat pengguna jalan merasa tak nyaman saat melewati jalan tersebut.

Diungkapkan oleh salah satu pengguna sepeda motor, Muhammad Gilang. Ia mengataka  aroma tak sedap selalu tercium ketika dirinya melintasi jalan tersebut.

"Selain baunya yang tidak sedap terkadang sampah ini sampai memakan badan jalan, jadi membuat kemacetan," kata Gilang Kamis (18/8/2022).

Lebih lanjut, Gilang berharap agar pemerintah kota (Pemko) Pekanbaru segera menangani masalah yang tak kunjung usai ini.

"Persoalan sampah ini sudah cukup lama dan masyarakat tidak bisa terus-terusan hidup berdampingan dengan sampah," harapnya.

Dikatakannya, dari tahun ke tahun permasalah ini tak kunjung menemui titik penyelesaian meskipun sudah berganti pemimpin daerah (Walikot, red)

"Permasalahan sampah ini bukan lagi rahasia umum, sudah menahun. Sudah ganti pemimpin pun permasalahan itu tidak juga mendapatkan solusi," tukasnya.

Karyawan swasta ini meminta pemerintah melalui instansi terkait gencar mensosialisasikan bagaimana dampak dari tumpukan sampah rumah tangga serta menyebarkan himbauan ataupun seruan tentang sanksi terhadap pelaku pembuang sampah sembarangan.

"Untuk solusi memang harus dari kesadaran masyarakat. Jadi kita minta bantu kepada pemerintah untuk membuat himbauan tentang melarang membuang sampah, dan berikan sanksi tegas bagi pelakunya," pungkasnya.

Sementara itu, salah satu pedagang sarapan pagi di pasar arengka, Rini Amalia mengeluh persoalan sampah yang terus menumpuk setiap hari sehingga berdampak pada usaha yang sedang dijalankannya.

"Kadang mobil sampah terlambat jemput jadi sampahnya numpuk dan mengeluarkan bau menyengat sehingga pembeli jarang yang mau mampir beli dagangan saya," ucapnya.

Wanita berusia 43 tahun ini meminta pemerintah untuk segera mencarikan solusi terkait persoalan menahun ini 

"Kadang sampahnya masuk ke dalam parit, jadi tersumbat. Kalau hujan deras kami kebanjiran," ujarnya.

"Kepada pemerintah tolonglah carikan solusinya, evaluasi tenaga pekerjanya. Berikan hak mereka (pengangkut sampah,red) kalau udah waktunya gajian ya kasih gajinya, biar mereka tu tidak mogok kerja dan sampah tidak menumpuk," harapnya.


[Ikuti GagasanRiau.com Melalui Sosial Media]




Tulis Komentar