Daerah

Guru Minta Buku Ajar Kurikulum 2013 Diperbaiki

[caption id="attachment_3616" align="alignleft" width="300"]Seorang siswi menunjukan buku pelajaran baru kurikulum 2013 di SMA 68 Jakarta (15/07). Di mulai hari ini Kemendikbud menerapkan kurikulum baru 2013 saat seluruh siswa dan siswi masuk sekolah hari pertama. Seorang siswi menunjukan buku pelajaran baru kurikulum 2013 di SMA 68 Jakarta (15/07). Di mulai hari ini Kemendikbud menerapkan kurikulum baru 2013 saat seluruh siswa dan siswi masuk sekolah hari pertama.[/caption] gagasanriau.com, Yogyakarta- Instruktur nasional pelatihan materi kurikulum 2013 bagi para kepala sekolah SMK di DIY,  Aragani Mizan Zakaria mengatakan banyak guru SMK mengeluhkan konsep buku materi pelajaran Bahasa Indonesia dan Sejarah terlalu sederhana. Kata dia sejumlah guru SMK kelas X di dua pelajaran ini menilai isi materinya terlalu sederhana jika dibandingkan dengan tujuan pembelajaran yang harus mendorong siswa membangun cara berfikir untuk memecahkan masalah, mengelola kelompok kerja dan menginisiasi penemuan baru. “Isinya terlalu biasa-biasa saja, jadi guru harus berusaha lebih keras lagi menerjemahkan maksud kurikulum ini,” kata dia pada Ahad, 28 Juli 2013. Aragani megatakan materi buku ajar kedua pelajaran itu juga dinilai oleh para guru kurang tepat sitematika temanya. Mereka menilai ada pengurutan tema materinya terkesan tidak sistematis. “Ini masukan bagus untuk penyempurnaan materi buku ajar ke Kemendikbud,” ujar Kepala Sekolah SMKN 2 Depok Sleman itu. Dia menambahkan sebagian guru juga memerlukan pelatihan tambahan dan jam terbang lebih banyak untuk menggali metode-metode pembelajaran yang bisa meminimalisir pengaruh kurikulum lama dalam pembelajaran di kelas yang sering didominasi dialog satu arah. Kata dia banyak guru masih kesulitan mengelola kelas yang mendorong siswa mampu belajar dalam sejumlah kelompok kerja. Tugas terberat bagi guru, kata Aragani ialah mendorong siswa mampu merintis pola belajar yang mengarahkan mereka agar mampu menemukan hal-hal baru sebagai hasil pengayaan materi pokok pelajaran. “Perlu waktu untuk adaptasi,” kata dia. Aragani juga menangkap banyak guru SMK makin penasaran dengan konsep silabus kurikulum baru di jurusan kejuruan yang banyak ragamnya. Hingga sekarang, kata Aragani, guru belum bisa menangkap arah penerjemahan kurikulum baru terhadap konsep pelajaran di jurusan kejuruan karena silabus dan rumusan tujuan pembelajaran belum ada. “Kemendikbud perlu segera menyusun ini, banyak guru sekolah kejuruan terus menunggu terbitnya silabus untuk puluhan jurusan kejuruan,” kata dia. Kepala Sekolah SMKN 1 Bantul, Retno Yuaniar Dwi Aryani berpendapat beban bagi sekolah kejuruan memang lebih berat ketimbang SMA. Menurut dia banyak pengajar SMK belum bisa memahami model implementasi kurikulum baru di banyak pelajaran, selain Matematika, Sejarah dan Bahasa Indonesia, karena ragam jurusan sekolah kejuruan yang sangat banyak. “Ada 52 jenis jurusan kejuruan di seluruh Indonesia, kami belum paham praktiknya nanti bagaimana,” kata dia. Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga (Disdikpora) Daerah Istimewa Yogyakarta, Baskara Aji mengakui banyak masukan kritis dari guru mengenai isi materi buku ajar kurikulum baru. Kata Aji keluhan umum para guru di DIY ialah mengharapkan ada perbaikan dalam susunan urutan pengajaran materi yang ada di buku ajar. “Banyak yang menilai susuna urutan pengajaran materi tiap minggunya yang tercantum di buku ajar perlu diperbaiki,” ujar Baskara. Hingga kini, kata dia, keluhan mengenai kualitas isi materi buku ajar paling banyak muncul dari para guru SMA dan SMK. Keluhan lain, kata Baskara datang dari para guru SD sebagian sekolah yang mengaku masih kebingungan menerapkan pola pembelajaran tematik. “Mereka banyak yang masih terpaku pada materi pelajaran seperti di kurikulum lama, belum sepenuhnya ke konsep pembelajaran tematik” ujar dia. Kata Baskara Disdikpora DIY akan mengumpulkan semua perwakilan sekolah yang ditunjuk melaksanakan kurikulum 2013 untuk mengevaluasi tahap awal penerapan pola pembelajaran baru dalam sebulan terakhir. Kata Baskara pertemuan ini penting sebab sebagian sekolah merasa mampu menerapkan kurikulum baru dengan baik, namun yang lain kesulitan. Karena itu, forum seperti ini bisa menjadi ajang saling tukar pengalaman. “Kami juga akan membuat rumusan usulan perbaikan ke Kemendikbud,” kata dia. Baskara menambahkan hasil pertemuan itu bisa menjadi acuan konsep pendampingan sekolah pelaksana kurikulum 2013 pada bulan selanjutnya. Kata dia Disdikpora sudah sepakat bekerjasama dengan Dewan Pendidikan DIY untuk menyupali tenaga dosen yang bertugas mendampingi para guru mengimplementasikan kurikulum 2013. ADDI MAWAHIBUN IDHOM tempo.co


[Ikuti GagasanRiau.com Melalui Sosial Media]




Tulis Komentar