GAGASANRIAU.COM, PEKANBARU - Pengguna akun media sosial Facebook Kota Pekanbaru menyindir dan mengkritik adanya spanduk salah satu Calon peserta Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Riau 2018 nanti di beberapa titik Kota Pekanbaru. Pasalnya spanduk tersebut dinilai berlebihan dan mengada-ada.
Hal ini bermula saat akun Facebook bernama Infa Wilindaya, ia mengunggah photo spanduk tersebut disertai kalimat kritik.
"Dengan 33% suara yg berhasil mengantarkan DR Firdaus menjadi Walikota Pekanbaru kedua kalinya, tentu saja menjadi Modal besar jelang Pilgubri tahun depan. Ditambah lagi, Pekanbaru sebagai ibukota Provinsi sekaligus Kab/Kota dgn jumlah penduduk terbanyak di Riau.
Namun ada yg menggelitik bagi saya pribadi setelah banyaknya beredar spanduk mendukung Firdaus utk maju menjadi Calon Gubernur, yakni pilihan kata 'Bermohon' yg rasanya terlalu berlebihan utk kontestasi Pilkada.
Lebay amat, karena secara jujur harus diakui prestasi Firdaus di Pekanbaru sebenarnya biasa-biasa saja.
Demikian ditulis Infa di dinding akun Facebook nya Selasa (26/9/2017). Unggahan photo spanduk itu disambut sindiran oleh pengguna akun lainnya.
Berikut tulisan-tulisan sindiran terkait photo spanduk tersebut di dinding akun Facebook Infa Wilindaya.
Setyo Irawan Gencar Arishandi Aku sebagai masyarakat pekanbaru, tidak pernah memohon sekalipun agar beliau jadi Gubri. Ngarang ni spanduknya.
Adhri Sudyanto Terkadang pun saya berfikir Visioner dari mana ??
Visioner membuat project ?? Haha..Projects itu ladang uang.
Husni Muhammad Suruh aja urus banjir n pembangunan di pekanbaru dulu bg baru nyalon cagub.
Yunizel Bachtiar Saya juga agak miris membaca spanduk itu, pertama saya tidak pernah berfikir mencalonkan Firdaus dan yang kedua, dalam sejarah Pekanbaru ini walikota dengan prestasi terburuk, dengan prioritas pembangunan 'mercusuar'.
Maraknya spanduk-spanduk menjelang Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Riau tahun 2018 mendatang membuat warga menjadi antipati. Pasalnya selain membuat runyam pemandangan kota juga pesan-pesan yang disampaikan terkesan mengada-ada dan tidak berkualitas.
Editor Arif Wahyudi