Daerah

Kebijakan Pemkab Kampar Tak Pro Rakyat, Beli HP Mewah Pakai Duit Rakyat Disaat Anak Bangsa Belajar di Bekas WC

Logo Repdem

GAGASANRIAU.COM, PEKANBARU - Relawan Perjuangan Demokrasi (Repdem) organisasi pro demokrasi, sayap resmi Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan mengecam kondisi yang terjadi di Kabupaten Kampar Riau dimana anak-anak Sekolah Dasar Negeri belajar di ruang bekas Water Closet (WC).

Atas kondisi tersebut, pejabat di Kabupaten Kampar dinilai tak punya empati dan hanya mementingkan diri sendiri.

Padahal alokasi anggaran pendidikan sebesar 20 persen dari APBN maupun APBD sesuai amanat UUD 1945 pasal 31 ayat (4) dan UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 49 ayat (1).

Namun kenyataannya masih ada fasiltas belajar menggunakan ruang yang tak layak apalagi bekas tempat membuat kotoran manusia yang terjadi di Kabupaten Kampar.

"Pejabatnya tak punya empati, menganggarkan beli telepon genggam mewah hingga milyaran rupiah mampu sementara anak didik, anak bangsa dibiarkan belajar dengan kondisi mengenaskan " tegas Nurul Hadi, Sekretaris DPD Repdem Provinsi Riau kepada wartawan, Kamis (13/6/2024) di Pekanbaru.

Padahal anggaran pendidikan dan kesehatan buat rakyat ini harus menjadi prioritas dalam setiap penyusunan APBD sesuai dengan amanat UUD Negara Republik Indonesia.

Untuk itu tegas Hadi, Repdem mengajak seluruh masyarakat di Kabupaten Kampar mengawal dan melakukan protes-protes secara massif terhadap Pemerintah Kabupaten Kampar untuk segera menindaklanjuti temuan sekolah menggunakan bekas toliet tersebut.

"Kami akan dorong DPC Repdem Kampar harus melakukan advokasi kepada masyarakat atau peserta didik Sekolah Dasar Negeri 002 di Desa Tanjung Kecamatan Koto Kampar Hulu, Kabupaten Kampar, Riau yang belajar di ruangan bekas WC " tegas Hadi.

Bahkan kata Hadi jika perlu Dinas Pendidikan Kabupaten Kampar harus didemo supaya pejabat setempat segera mencari solusi agar siswa SDN 002 belajar di tempat yang layak. "Gas aja biar tahu diri bagaimana jadi pelayan rakyat tuh " tukas Hadi.

Sebelumnya diberitakan  sedikitnya 18 dari 223 orang siswa Sekolah Dasar Negeri (SDN) 002 di Desa Tanjung Kecamatan Koto Kampar Hulu, Kabupaten Kampar, Riau belajar di ruangan bekas Water Closed (WC).

ruang belajar tersebut bukan hanya tak layak, bangunan itu juga jauh dari standar sekolah seperti biasanya. Apalagi atap bangunan sudah berkarat dan mulai keropos.

Pelaksana tugas (Plt) Kepala SDN 002 Tanjung Apriwardi menyebutkan bahwa bangunan bekas WC itu sudah lama digunakan untuk kegiatan belajar mengajar.

"Iya Pak. Anak-anak belajar di ruangan bekas WC itu sejak lima tahun lalu. Ruangan itu dipakai siswa kelas satu," ujar Apriwadi Selasa (11/06/24) kemarin.

Apriwadi mengatakan bangunan yang jauh dari kata layak tersebut terpaksa diisi sebanyak 18 orang murid. Sebab, tak ada lagi ruangan lain yang bisa dimanfaatkan untuk belajar anak-anak.


[Ikuti GagasanRiau.com Melalui Sosial Media]




Tulis Komentar