LBH Unisi Sosialisasi Kesadaran Hukum ke Mahasiswa Baru
Siswa SD di Bangko di Pukul ODGJ Hingga Berdarah darah
Siswa SD di Bangko di Pukul ODGJ Hingga Berdarah darah
GAGASANRIAU.COM, BAGANSIAPIAPI - Dinas Sosial Rokan Hilir bersama UPT Perlindungan Perempuan dan Anak mengunjungi Satria, siswa SD di kecamatan Bangko yang menjadi korban pemukulan ODGJ.
Dalam kunjungannya, Plt Kepala Dinas Sosial Rokan Hilir Alam JP sempat mengajak Satria bergurau, hingga anak kelas 3 SD tersebut nampak tersenyum pada Rabu, (4/9/2024).
Alam mengaku sangat prihatin melihat kejadian ini, ia berharap apa yang dialami Satria tidak lagi terulang dikemudian hari.
"Ini pelajaran buat kita semua dan tentunya sangat kami sayangkan. Karena kami di Dinas Sosial sudah menjalankan tugas kami sebagaimana mestinya. Dinas sosial itu bertugas sebagai rehabilitatif," katanya.
"Setelah ia di rujuk ke RSJ dan dinyatakan sudah bisa pulang, maka kami serahkan ke keluarganya. Disana juga ada peran keluarga, Dinas kesehatan bagian pengawas minum obatnya,"
"ODGJ seperti B ini minum obatnya harus rutin dan seumur hidup. Jadi harus dipantau, bukan semuanya ada di Dinas sosial, namun kita tetap melakukan pemantauan," sambungnya.
"Dan kita sesalkan heboh di media sosial karena kejadian pemukulan ini bertanya dimana dinas sosial dimana dinas sosial,"
"Kami ingin meluruskan bahwa saudara B (ODGJ pemukul siswa SD di Bangko) sudah 4 kali dilakukan rujukan di RSJ. Yang bertanggung jawab penuh ini tidak hanya dinas sosial, tapi juga keluarga,"
"Keluarga harus memantau dan tidak mengabaikan. ODGJ juga butuh dukungan keluarga dan semua pihak," sambungnya.
Untuk menghindari hal serupa Alam menyebutkan akan melakukan beberapa perbaikan di Pokja yang terdiri dari beberapa instansi terkait untuk menangani masalah odgj di Rokan Hilir ini. Seperti Satpol PP, Dinas kesehatan serta instansi lainnya.
"Masalah ini menjadi perhatian kita semua, dan untuk menangani masalah ini memang harus ada kerjasama semua pihak. Dan ODGJ inipun setelah kami rehabilitasi harusnya menjadi tanggung jawab keluarga untuk memantau minum obatnya,"
"Jika abai, hal hal seperti inilah yang kami takutkan. ODGJ seperti B ini bisa sembuh, tapi peran keluarga, lingkungan dan stakeholder terkait juga sangat penting. Tugas kami yang utama setelah di rehabilitasi maka kami berdayakan juga," tutupnya.
Sebelumnya, nasib naas menimpa Satria, siswa kelas 3 SD di kecamatan Bangko yang menjadi korban pemukulan ODGJ secara brutal pada Selasa (3/9) siang. Baju dan celana sekolah yang masih ia kenakan bersimbah darah. Ia menjadi korban odgj yang menurut beberapa warga di sosial media sering melakukan tindakan kekerasan.
Saat ditemui di RSUD dr Pratomo Bagansiapiapi, Desi ibu korban menceritakan bahwa ia mengetahui anaknya mengalami kejadian tersebut dari teman Satria yang kebetulan sedang bersama saat kejadian.
Begitu mendengar kabar tersebut, ia pun mencari keberadaan sang anak. Rasa sakit tak bisa di tutupi. Kecewa dan tak terima tentu ia rasakan sebagai seorang ibu. Apalagi melihat kondisi sang anak yang sudah memprihatinkan.
"Kami taunya anak kami pergi sekolah. Tapi tiba tiba mendengar kejadian seperti ini. Kami tak tau kejadian pastinya karena kami dirumah saat kejadian itu. Ada yang bilang anak kami diseret dan untungnya ada orang naik motor yang menolong, itu yang sampai ke telinga kami. Siapa yang tak sakit hati mendengarnya," ucap Desi.
Ia menceritakan bahwa anaknya sempat muntah dan mengeluarkan darah, kepalanya bengkak dan saat ini terasa susah bernafas karena rasa nyeri di dada.
"Awalnya kami ke Mesjid itu, melihat orang kerja. Ada dia (ODGJ, red) juga. Tiba tiba di pukul nya mulut, keluar darah lalu di pukul pakai kayu, udah tu tak sadar kami lagi," cerita Satria yang tengah menggunakan selang oksigen sebagai alat bantu bernafas.
Terlihat mulut bekas pukulan membengkak, begitupun bagian kepala yang terlihat bekas pukulannya. Bahkan ia sempat disarankan untuk berpuasa karena luka robek didalam mulut pasca pemukulan tersebut.
Ayah Korban Tak Lakukan Aksi Pembalasan
Tak sampai disitu, dari beberapa postingan sosial media terlihat odgj yang melakukan tindakan tersebut dimassa oleh orang orang yang dari beberapa komentar mengatakan ayah korban yang tidak terima. Namun sayangnya hal itu tidak benar.
Orang tua mana yang terima anaknya pergi dalam kondisi sehat namun pulang Dnegan kondisi babak belur. Itulah yang dirasakan Candra, ayah Satria anak SD yang jadi korban pemukulan odgj di Bagansiapiapi. Namun, ia berusaha menangapi nya dengan kepala dingin. Ia tetap mendampingi sang anak hingga masuk kedalam ruang rawat inap.
"Kami datangi keluarga pelaku, tapi keluarga nya lepas tangan. Bahkan kami tak dipersilahkan masuk kedalam rumah. Ada bahasa mereka yang bilang kami sudah tak mau ikut campur. Setelah itu saya bawa anak saya ke rumah sakit, hingga sekarang saya tak ada kemana mana. Saya tidak tau ada pemukulan itu," tegasnya.
Dari informasi yang beredar, ODGJ tersebut dilarikan ke RSUD dnegan kondisi kritis setelah dipukul oleh beberapa orang. Cctv pemukulan yang sempat beredar di sosial media itu sangat berbeda dari cerita dan kronologi yang beredar.
Dalam tayangan cctv berdurasi 1.40 menit dengan latar didalam sebuah mesjid itu terlihat Satria dan temannya yang masih menggunakan baju sekolah sedang duduk bersebelahan dengan odgj B. Tiba tiba satria terlihat berdiri lalu dikejar dan dipukuli oleh B hingga berdarah. Sempat ingin berdiri namun satria akhirnya kembali tumbang.
Tak berapa lama, terlihat seorang masuk dan kaget melihat kondisi Satria yang tergeletak dengan berlumuran darah. Lalu ia membersihkan darah dilantai kemudian mengangkat tubuh satria keluar dari dalam mesjid untuk mendapatkan pertolongan.
Portal Berita GagasanRiau.com hadir sebagai media alternatif bagi pembaca, sebagai media pemberitaan penyeimbang dengan gaya penulisan dan peliputan lebih kritis, berani dan mencerdaskan serta mengedepankan nilai-nilai kemanusian, dan tulus mengabdi kepada kepentingan publik. Selengkapnya
Tulis Komentar