Daerah

Pembodohan Publik ala KIH dan Media Massa

Gagasanriau.com Pekanbaru-Tulisan ini ditulis oleh pemilik jejaring sosial facebook dengan akun bernama Karen Agustiawan dan tulisannya di posting sebuah grup grup facebooker Indonesia. Pada kesempatan ini, redaksi Gagasanriau.com mencoba untuk menerbitkan sebuah opini ini semoga dapat menjadi referensi dalam menganalis kondisi politik di Indonesia saat ini. Pertama yang harus saya kemukakan di sini adalah bahwa saya bukan siapa-siapa di Koalisi Merah Putih (KMP) dan bukan pula pembenci KIH. Saya hanyalah mahasiswa biasa yang beberapa hari terakhir akal sehat saya terusik dengan beberapa pemberitaan media tentang manuver politik yang dilakukan KIH dengan dukungan beberapa pengamat yang terkesan memaksakan pembentukan opini publik bahwa KIH selalu benar, merakyat, bersih, santun, dan segala lebel "suci" lainnya, sedangkan KMP selalu diidentikkan sebagai pihak yang salah, angkuh, dan arogan. Setelah saya mencoba merenungkan dan menganalisa dengan akal yang sehat dengan mengesampingkan pembentukan opini oleh media dan pengamat, akhirnya saya menyadari bahwa "penggiringan opini" atau lebih tepatnya saya katakan sebagai "pembodohan publik" oleh KIH dengan dukungan beberapa media dan pengamat ini harus segera DIHENTIKAN. Bukan untuk membela KMP, atau kelompok pendukung KMP, namun untuk menyelamatkan publik (rakyat) dari pemberitaan yang tidak berimbang dan nyaris tidak menampilkan pendidikan politik yang baik, bahkan cendurung provokatif. Maka dari itu, murni tulus karena keterpanggilan jiwa dan tanggungjawab sosial saya sebagai mahasiswa, saya merasa berkewajiban mengemukakan pada publik beberapa manuver politik KIH yang plin-plan dan cenderung membodohkan. Namun saya sadar bahwa sebagian besar media massa terkooptasi pada KIH dan KMP, oleh karenanya saya memilih menulis di Facebook ini saja agar lebih independen. Berikut saya kemukakan beberapa manuver KIH yang sungguh menggelikan: 1. Publik tentu masih ingat janji manis Koalisi Indonesia Hebat (KIH) saat awal pembentukan koalisi ini dan pada masa kampanye PILPRES, bahwa koalisi KIH ini dibentuk bukan untuk bagi-bagi kursi jabatan menteri dan apabila pasangan Capres-Cawapres yang mereka usung (Jokowi-JK) menang, maka juga tidak akan ada bagi-bagi "kue" jabatan kursi menteri. AKAN TETAPI NYATANYA, setelah Jokowi-Jk terpilih dan kemudian membentuk kabinet, semua partai pengusungnya (PDIP,NASDEM,HANURA,dan PKB) ditambah dengan satu partai tambahan (PPP) mendapat jatah menteri. Rakyat pun dibodohi dengan tambahan kata "profesional" sebelum kata "partai" sehingga menjadi "Profesional Partai". Padahal ini murni BAGI-BAGI jatah menteri pada partai pengusung. 2. Publik tentu juga masih ingat bagaimana kegaduhan media massa dan beberapapengamat yang meramalkan bahwa pelantikan Jokowi akan terganjal karena diramalkan bahwa KMP akan membaikot acara pelantikan Jokowi. AKAN TETAPI NYATANYA, anggota parlemen Koalisi Merah Putih beserta para pimpinannya datang, bahkan Prabowo dan Hatta Rajasa pun menghadiri pelantikan Jokowi-Jk serta mengucapkan selamat dan memberi hormat. 3. Publik tetu juga masih segar ingatannya pasca PILPRES, bagaimana media massa memberitakan bahwa KMP tidak "legowo" karena menggugat hasil PILPRES ke MK, padahal upaya gugatan ke MK ini sah secara hukum dan diatur dalam konstiusi. AKAN TETAPI NYATANYA, akhir-akhir ini pada saat proses pembentukan alat kelengkapan DPR, Koalisi Indonesia Hebat (KIH) masih tidak legowo atas kekalahannya dalam pemilihan ketua DPR, dan karena sudah merasa kalah jumlah di DPR akhirnya KIH membaikot pembentukan alat kelengkapan DPR dengan tidak menyerahkan nama perwakilannya di Komisi, bahkan KIH juga membentuk dan mengangkat Pimpinan DPR tandingan. Lucunya pembentukan dan pengangkatan Pimpinan DPR sendiri ini TIDAK ada Undang-undangnya dan tidak diatur dalam Konstitusi. Jadi jelas sikap KIH ini inkonstitusional. LALU, siapakah sebenarnya yang TIDAK LEGOWO atas kekalahan kelompoknya? Siapakah yang AROGAN atau NGAWUR dan tidak konstitusional? siapakah yang jalas-jelas membaikot dan siapa yang hanya difitnah akan membaikot? Lalu kenapa KIH selalu benar dan KMP selalu salah di mata media massa? mikir.. 4. Publik tentu juga masih ingat bagaimana pada awal-awal masa kampanye PILPPRES mayoritas media massa mengedentikkan KMP sebagai koalisi gendut, elit, dan HAUS jabatan. AKAN TETAPI ternyata KIH lah yang HAUS jabatan, hal ini terbukti setelah KIH membagi- bagi beberapa jabatan menteri pada partai pengusungnya, KIH juga "bernafsu" merebut beberapa kursi ketua alat kelengkapan DPR (Ketua Komisi). Padahal KMP tidak pernah minta-minta jatah jabatan menteri pada Jokowi-Jk, dan tidak satupun kader KMP yang menduduki kursi Menteri. LALU, siapakah yang rakus dan haus Jabatan??? 5. Publik juga tentu masih ingat bagaimana slogan-slogan politik yang diungkapkan oleh KIH dengan selogan "Kerja-Kerja" (Selogan ala (Jokowi) dan "lebih cepat lebih baik" (slogan ala JK). AKAN TETAPI NYATANYA, Koalisi Indonesia Hebat (KIH) jelas-jelas mengambat kinerja Wakil Rakyat (DPR) dengan membaikot pembentukan alat kelengkapan DPR. Padahal alat kelengkapan DPR ini sangat vital keberadaannya karena sebagai wadah aktualisasi tugas DPR yang meliputi Legislasi, Anggaran, dan Pengawasan. 6. Tentu juga masih segar dalam ingatan Publik bagaimana media massa mengidentikkan Jokowi sebagai sosok yang santun, sabar, dan ramah. sedangkan Prabowo diidentikkan sebagai sosok yang tempramen, pemarah dan tidak santun. AKAN TETAPI NYATANYA, belum dapat sepuluh hari Jokowi dilantik dia sudah memenjarakan seorang bocah pembantu tukang sate. Katanya harus sabar dan ramah?. Inilah kira-kira sebagian manuver KIH yang menggelikan dengan bantuan beberapa media massa dan pengamat yang memberikan informasi tidak berimbang, dibenar-benarkan, dan sarat pembodohan. Harapan saya pertama saya tujukan pada seluruh pemilik, pimred, reporter, jurnalis, serta para pengamat, tolong jangan kalah sama UANG dan kepentingan kelompok politik. Katakan yang benar itu benar, yang salah itu salah. Jangan memoles kata-kata seakan yang salah itu benar dan benar itu salah. Bila niat kalian mendirikan media massa adalah sosial oriented, maka JUJUR lah. Jangan khianati rakyat dan jangan bodohi rakyat hanya demi UANG dan kepentingan kekuasaan. Harapan saya yang kedua adalah kepada seluruh saudara sebangsa dan setanah air, seluruh rakyat Indonesia, marilah kita membaca, mendengar, dan melihat berita politik dengan cerdas dan logis. Jangan tertipu oleh manisnya kata-kata, jangan pula tertipu hanya karena "seolah-olah" suci dan merakyat. Jangan mau di"bodohi" oleh manuver politik yang mengatasnamakan rakyat padahal jauh dari rakyat. Saudaraku rakyat Indonesia semua, apabila Penguasa, Pengusaha, Komprador dan Media Massa telah berselingkuh satu sama lain, maka "gerakan" kalian lah yang harus meluruskannya. Karena sesungguhnya kalian semualah Wahai RAKYAT Indonesia penentu kebijakan tertinggi di negeri ini. Kalianlah pemilik saham terbesar negri ini, mereka tak lebih hanyal wakil-wakil dan pelayan-pelayan yang kalian bayar untuk melayani kalian. Semoga tulisan saya ini sampai pada hati dan fikiran kalian... Amin. Penulis Karen Agustiawan


[Ikuti GagasanRiau.com Melalui Sosial Media]




Tulis Komentar