Daerah

Cabe Mengamuk Di Pekanbaru Capai Rp.90 Ribu Per Kg

Gagasanriau.com Pekanbaru-Pedasnya cabe ternyata diikuti dengan harga yang ikut pedas, khusus di Kota Pekanbaru harga cabe merah mengalami kenaikkan fantastis hingga 100 persen dari harga normal. Dan hal ini dikeluhkan oleh kaum ibu-ibu rumah tangga di Pekanbaru.

"Normalnya paling mahal Rp45 ribu per kilogram, sekarang sudah Rp90 ribu bahkan ada juga yang lebih mahal," kata Anila (59), warga Jalan Keliling, Kelurahan Tangkerang Timur, Kecamatan Tenayan Raya, Pekanbaru Jumat (7/11/2014) dikutip dari antara.

IRT lainnya, Devi (30), warga Kelurahan Kulim, Kecamatan Tenayan Raya, juga mengeluhkan hal serupa.

"Belum BBM naik, harga cabai sudah lebih dulu naik, dan parahnya dua kali lipat dari harga normal," katanya.

Hasil penelusuran di sejumlah pasar tradisional yang ada di Kota Pekanbaru, kalangan pedagang pengecer sayuran tampak memberikan pilihan untuk hasil pertanian itu.

Semisal yang dilakukan Adrian (34), pedagang sayuran yang membuka lapak di Pasar Tangor, Kelurahan Kulim, Tenayan Raya. Dia memberikan tiga pilihan untuk cabai merah kepada masyarakat yang datang.

"Ada cabai asal Bukit Tinggi, kemudian Sumatera Utara dan juga ada cabai kotak," kata dia.

Adian mengatakan, harga cabai-cabai tersebut berbeda, untuk cabai asal Bukit Tinggi merupakan hasil pertanian yang dibandrol paling mahal.

"Kalau cabai merah Bukit Tinggi se kilogramnya Rp90 ribu, cabai Sumatera Utara Rp70 ribu. Kalau yang murah ada cabai kotak atau cabai impor. Harganya cuma Rp50 ribu se kilonya," kata dia.

Pilihan lainnya juga disajikan Adrian untuk kalangan IRT berlatar ekonomi rendah. "Ada juga cabai yang memang sudah cukup lama tersimban, bentuknya kusut. Harganya jauh lebih murah yakni Rp40 ribu per kilonya," kata dia.

Kondisi sama juga dilakukan para pedagang sayuran yang membuka lapak di Pasar Pusat, Pekanbaru. Di tempat ini kalangan IRT lebih banyak membeli cabai giling ketimbang cabai yang belum diolah.

"Untuk satu ons cabai merah giling seharga Rp10 ribu, tapi yang bagusnya seharga Rp18 ribu. Banyak ibu-ibu lebih memilih cabai giling karena lebih instan dan rekatif murah," kata Boru Sinaga, pedagang di pasar itu.

Sejumlah pedagang mengakui mahalnya harga cabai merah disebabkan pasokan luar daerah yang sangat minim. Menurut pantauan di dua pasar tradisional itu, menunjukkan bahwa harga untuk berbagai jenis sayuran lainnya relatif normal.

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disprindag) Pekanbaru El Syabrina membenarkan pasokan cabai di Pekanbaru menurun sejak satu pekan terakhir.

"Kabarnya hasil pertanian di daerah penghasil seperti Sumbar dan Sumut memang sedang turun sehingga harganya juga mahal dibandingkan biasanya," kata dia.

Arif Wahyudi sumber antara


[Ikuti GagasanRiau.com Melalui Sosial Media]




Tulis Komentar