Daerah

Bahas Percepatan Pertanian Bupati Suyatno Rapat dengan Staf Mentan

Gagasanriau.com Bagansiapiapi-Pemerintah Kabupaten Rokan Hilir mengelar rapat bersama Staf Menteri Pertanian Republik Indonesia. Rapat membahas percepatan pelaksanaan program Upsu seperti jagung dan kedelai serta mendukung program swasembada pangan nasional tahun 2017. Rapat ini di gelar di aula lantai IV Kantor Bupati Rokan Hilir, Jumat (10/4) di Bagansiapiapi

Bupati Suyatno mengatakan negeri ini sebenarnya a cukup makmur. Jika ketiga hal pokok ini yaitu beras, jagung dan kedele benar-benar menjadi makanan masyarakat tentu akan semakin makmur.

"Kita yang berasal dari bawah harus dukung program Pemerintah pusat ini, karena kita butuh. Jangan sempat masyarakat mati kelaparan, kita punya potensi namun tak tergarap. Memang ada keluhan, irigasi belum berfungsi secara maksimal. Namun, tahun ini ada pembangunan jaringan irigasi dari pemerintah pusat dan ini harus di manfaatkan dengan baik," jelas bupati.

Suyatno membeberkan, Pemerintah Kabupaten Rokan Hilir memiliki tiga kecamatan yang memiliki potensi untuk mengembangkan padi, jagung dan kedela. Seperti Kecamatan Pekaitan, Sinaboi dan Rimba Melintang. Pemerintah pusat bakal akan melaksanakan beberapa program di tiap daerah seperti Desa Mandiri Makmur untuk lahan seluas 50 hektar, Jajar legowo untuk lahan seluas 100 hektar serta bantuan alat pertanian dan ini juga harus dimanfaatkan dengan baik.

"Kita kemarin juga mendapatkan bantu dari Kementrian Pertanian sebanyak 24 alat hand tractor (traktor tangan). Namun demikian, diharapkan bantuan dan program pusat ini bisa dilaksanakan setiap tahunya," harap Bupati.

Terlepas dari hal tersebut, Bupati dalam kesempatan itu berterimakasih kepada jajaran TNI yang bekerjasama dengan camat, ppl dan masyarakat dalam pelaksanaan program peningkatan swasembada pangan tersebut.

"Saya yakin program kerjasama ini di tiga item tersebut insya Allah akan terlaksana. Kita punya potensi dan kita punya lahan terlantar.

Kita sering himbau masyarakat jangan alih fungsi. Apalagi saat ini, masyarakat mulai pula tertarik mengarah ke penanaman kayu birah-birah dan mahang. Akan tetapi kita mengharapkan ini tidak membuat semakin berkurangnya lahan pertanian dan palawija seperti jagung dan kedele," harapan Suyatno.

Tahun ini juga, lanjut Bupati Suyatno mendapatkan bantuan berupa program penanaman Kedele untuk lahan seluas 1.500 hektar. Bupati mengaku banyak yang harus dipikirkan salah satunya infrastruktur, karena banyak daerah pertanian dan perkebunan yang belum memadai dan mendukung infrastrukturnya. Antara pihak Pertanian dan Binamarga harus singkron dan ada kerjasama karena kedua istansi ini saling terkait.

Senada yang di sampaikan Staf ahli Mentrian Pertanian, Mukti Sarjono menyebutkan, dalam lima tahun terakhir Indonesia menginpor beras dan kedele sebagian jagung dari luar seperti Thailan. Tentunya sebagai negara besar lahan luas dan tenaga yang banyak ini menjadi cambuk. Padahal Thailan negaranya tak ada sebesar Sumatra. Selain Thailan, negara lain yang tempat Impor Indonesia adalah Vietnam padahal dulu mereka belajar di Indonesia.

"Kalau dari segi dagang, beras dari Thailand memang ralatif jauh lebih murah yakni Rp4500 per kilo. Kalau kita harga beras mencapai Rp9000. Jika dilihat dari segi bisnis, makanya banyak yang ingin inpor terus. Mentri melihat ada beberapa kendala yang bisa menghambat peningkatan," urainya.

Turut hadir dalam rapat tersebut, Ketua DPRD, Nasrudin Hasan, Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan, Ir Muslim perwakilan dari Dandrem 0303 Bengkalis dan para Koramil, PPL dan staf Dinas Pertanian dan Peternakan. Bupati Rohil H Suyatno Amp yang memimpin jalanya rapat mengatakan, rapat ini sudah gelar untuk kesekian kali, ini dilaksanakan dalam rangka mendukung program swasembada pangan. Jika program ini jalan maka tak  perlu mendatangkan beras dari luar lagi.

Humas/Redaksi


[Ikuti GagasanRiau.com Melalui Sosial Media]




Tulis Komentar