Hukum

Pospera: Sosmed Bukan Untuk Ajang Caci Maki dan Menyebar Kebencian

Foto Illustrasi

GagasanRiau.Com Jakarta - Menghina, mencaci maki orang di sosmed sepertinya sudah jadi kebiasaan bagi pemilik akun @gendovara. Korban @gendovara bukan hanya Adian Napitupulu atau Menteri Susi tapi juga akun @teremysia.

Pembicaraan antara @gendovara dan @teremysia pada tanggal 21 Juli 2016 di mulai dari jam 07.50 hingga 08.22. Dan dalam waktu sekitar 32 menit itu @gendovara mengucapkan kata "bego" pada @teremysia sebanyak 4 kali. Selain itu @gendovara juga mengatakan "kurang fokus" "kurang vitamin", "IQ kurang" pada akun @teremysia.

Kalau dihitung hitung dalam 32 menit ada 7 hinaan yang keluar dari akun @gendovara. Sementara @teremysia tetap berbicara dengan tenang dan tidak mau terpancing dengan hinaan hinaan akun @gendovara.

Kegemaran akun@gendovara menghina dan mencaci maki orang akhirnya kena batu nya ketika yang di hina akun @gendovara adalah Adian Napitupulu, Marga Batak dan Pospera.

Serangan dan pancingan untuk berdebat akun @gendovara terhadap Adian Napitupulu ternyata sudah dilakukan sejak bulan Febuari 2016 dan terus berlanjut hingga bulan Juli 2016. Selama 4 bulan itu Adian dan Pospera terlihat sangat sabar dan tidak mau meladeni dengan tidak mengomentari apapun.

Dengan sabar Pospera mengirimkan surat ke Dewan Nasional Walhi hingga 3 kali dengan harapan pemilik akun @gendovara yang juga anggota Dewan Nasional Walhi bisa di tegur oleh Walhi sebagai organisasi.

Menurut Sekjen DPP Pospera, Abd Rahim K Labungasa, langkah hukum diambil Pospera tentu bukan tanpa sebab dan tentunya setelah sekian upaya diluar upaya hukum dilakukan dan tidak menyelesaikan masalah.

Dari berbagai hal yang disampaikan di atas maka istilah @gendovara di kriminalisasi tentu tidak tepat dan tidak berdasar. Lebih tepat bila pelaporan yg dilakukan Pospera secara umum adalah upaya untuk menghentikan sosmed menjadi ajang caci maki, fitnah, menyebarkan isu sara, menyebar kebencian dll.

Pospera tidak mengerti bagaimana mungkin seorang aktivis yang membela lingkungan bisa mengumbar caci maki pada sesama manusia dan menghina dina kemanusiaan.  Bukankah Manusia itu ciptaan Tuhan di Bumi yg lebih mulia di banding mahkluk lainnya.**/rilis


[Ikuti GagasanRiau.com Melalui Sosial Media]




Tulis Komentar