Hukum

Ini Keterangan Kapolsek Pangkalan Kuras Soal Bentrok PT Arara Abadi Dengan Masyarakat

Bentrokan PT Arara Abadi dengan Masyarakat (sumber photo bonoline)
GAGASANRIAU.COM, PEKANBARU - Masyarakat Desa Bukit Kusuma Kecamatan Pangkala Kuras bentrok dengan karyawan dan pihak keamanan dari PT Arara Abadi. Bentrok itu dipicu karena pihak masyarakat tidak terima dengan tindakan perusahaan Hutan Tanaman Industri (HTI) tersebut menanami kembali lahan milik warga.
 
Sebagaimana diterangkan oleh Kompol Ali Ardi Kepala Kepolisian Sektor (Kapolsek) Pangkalan Kuras, bahwa kejadian ini karena tidak terima kedua belah pihak terkait lahan di Desa Bukit Kesuma.
 
"PT Arara Abadi menanam akasia. lahan ini sudah 4 kali panen. Lahan ini juga ditanam sawit oleh beberapa warga, nah saat PT Arara Abadi menanam warga yang sudah menanam sawit disitu datang ke lokasi melarang perusahaan menanam, terjadi dorong doriongan dan benturan dengan Security (tenaga keamanan. Red) agar warga tidak masuk ke lokasi taman" terang Ali Ardi kepada GAGASANRIAU.COM Minggu malam (26/11/2017).
 
Jadi dikatakan oleh Kompol Ali Ardi, di lahan tersebut kedua belah pihak sama menanam. "Warga menanam sawit perusahaan juga menanam Akasia" ujar Kompol Ali Ardi.
 
Soal adanya pengerahan pihak keamanan oleh PT Arara Abadi, dikatakan Kompol Ali Ardi itu sudah sewajarnya, pasalnya pihak keamanan sudah memang ada pada perusahaan tersebut.
 
"Security kan memang ada di perusahaan. Kalau helikopter itu cuman patroli, bukan mengusir warga dengan helikopter" ujarnya.
 
 
Dan dikatakan Kompol Ali Ardi adanya warga yang terluka ia tak membantah. "Warga dan security ada luka karena lemparan batu dan kayu" terangnya.
 
Sebelumnya ratusan masyarakat Desa Kesuma, Kecamatan Pangkalan Kuras Kabupaten Pelalawan melakukan aksi blokir jalan masuk perusahaan PT Arara Abadi Distrik Nilo Rabu (15/11/2017)
 
Tepatnya di Jalan Kondur, masyarakat menutup akses menuju perusahaan bubur kertas tersebut dengan kayu balok. Mobil tronton  PT Arara Abadi Distrik Nilo tidak diperbolehkan melewati jalan tersebut.
 
Tetapi untuk angkutan umum milik masyarakat diperbolehkan melalui jalan akses menuju Desa Kembang Bungo, Betung, dan Desa Gondai tersebut.
 
Aksi masyarakat ini dilakukan sebagai bentuk protes kepada perusahaan PT Arara Abadi. Hal ini karena PT Arara Abadi tidak pernah mau menyelesaikan permasalahan tanah masyarakat Desa Kesuma yang diserobot perusahaan sejak tahun 2002 lalu.
 
Dikatakan Kepala Desa Kesuma Marzon Iwandi, terkait aksi masyarakat ini, karena mereka kecewa dengan PT Arara Abadi operasional Distrik Nilo.
 
Dimana Sejak tahun 2002, masyarakat sudah meminta kepada perusahaan untuk melakukan pengukuran ulang di luas lahan yang dikelola.
 
Sampai sekarang tidak ada titik temu. Bahkan, masyarakat sudah menyurati perusahaan, tapi tidak ada tindak lanjutnya" ungkap Marzon Iwandi Rabu (15/11/2017).
 
"Laporan masyarakat ada lahan yang diserobot PT Arara Abadi di Distrik Nilo. Luas lahan yang dikelola PT Arara Abadi lebih kurang 10 ribu hektare. Diantaranya ada tanah masyarakat yang diambil perusahaan. Kita minta pak Presiden Joko Widodo bisa turun tangan dalam penyelesaian sengketa lahan tersebut," paparnya kepada wartawan Kamis (16/11/2017).
 
Sejak tahun 1985 Desa Kesuma ini sudah ada perkampungan. "Datuk kami sudah menempati lahan di Desa Kesuma dan sekitarnya ini sejak tahun 1985 lalu. Di tanah yang diklaim lahan perusahaan ada makam datuk dan leluhur kami. Kami minta pengukuran ulang. Dan tunjukkan keabsahan dari pengelolaan PT Arara Abadi ini. Jangan main serobot saja," jelasnya.
 
Sementara itu, Nurul Huda Humas dari PT Arara Abadi menyatakan tidak benar ada kejadian tersebut saat dikonfirmasi GAGASANRIAU.COM Minggu malam. "Tidak benar" tulis Nurul Huda melalui aplikasi pesan Whatsapp menjawab apakah benar ada bentrok tersebut.
 
Namun Nurul Huda menyatakan untuk informasi pasti ia akan mencari tahu dulu. "Ntar saya cari tahu dulu karena permasalahannya sudah ditangan pihak aparat" terangnya. Hingga berita ini dilansir Nurul Huda belum memberikan jawaban secara lanjut.
 
Editor Arif Wahyudi  


[Ikuti GagasanRiau.com Melalui Sosial Media]




Tulis Komentar