Daerah

Pasca-UAS, Giliran Ustadz Asal Bengkalis Dideportasi dari Hongkong

Ustadz Ali Ambar. (f: rtc)
GAGASANRIAU.COM, BENGKALIS-Peristiwa pendeportasian ustadz asal Indonesia di Hongkong kembali terjadi. Usai dialami oleh Ustadz Abdul Somad beberapa waktu lalu, kini peristiwa serupa kembali dialami oleh ustadz asal Kabupaten Bengkalis, bernama Ali Ambar.
 
Ustadz Ali berencana akan melakukan dakwah di Hongkong, China, untuk memenuhi undangan Dompet Du'afa Hongkong. Tapi sang Ustadz asal Bengkalis ini dideportasi oleh petugas bandara di negara tersebut. Atas larangan memenuhi petugas itu, Ustadz Ali Ambar juga sebagai Ketua Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Kabupaten ini berada di bandara Hongkong sekitar 10 jam sebelum akhirnya bertolak kembali ke Indonesia. 
 
Apa yang dialami Ali Ambar setelah mendarat di Hongkong ini juga diceritakannya melalui akun pribadi media sosial (Medsos) miliknya. 
 
Berikut petikan pernyataan Ustadz Ali Ambar usai di Deportasi dari Hongkong disampaikan ke Medsos pribadinya: 
 
"10 Jam di Hongkong"
 
''Kita hanya merencanakan Tapi Allah yang memutuskan, rencana satu bulan ternyata 10 jam itulah yang pas dalam perjalanan saya ke Hongkong ketika maskapai CATHAY PACIFIC mendarat di bendara internasional pukul 6 WHK saya keluar menuju immigrasi setelah mengisi borang sesuai petunjuk dengan lengkap ketika di tanya baru pertama masuk hongkong saya jawab dengan bahasa inggeris yang pernah dipelajari dinpondok dulu ya tuan, selanjutnya petugas imigrasi menanyakan mana visa masuk? Saya tunjukan undangan dari pimpinan cabang dompet dhuafa hongkong lengkap dengan alamat, ketika itu paspor saya ditahan dan dikasi ke petugas lain, saya sudah mengira jangan jangan bermasalah, mereka menghubungi pihak dompet dhuafaa namun tidak di jawab katanya, (Wallahu'alam) saya tetap memberi penjelasan dengan tenang sesuai kemampuan bahasa yang saya miliki, hampir satu jam kemudian saya di bawa kerungan khusus diintrogasi oleh seorang wanita dari pihak imigrasi ternyata di situ ada 2 orang bekewarganegaraan india bernasib sama.sampai jam 9 WHK saya masih menunggu informasi, mau menghubungi ustdz Muhammad ilham pimpinan DD cabang hongkong tidak bisa disebabkan jaringan sudah berbeda, disela sela pemeriksaan saya dapat sms dari ustadz Ali Bastoni dan Alnof, saya bingung di negeri orang dengan bahasa dan budaya berbeda, kadang mereka terkesan arogan, saya sama sekali tidak bisa berkomunikasi karena tidak punya sim card hongkong, dengan kondisi ngantuk dan rasa lapar yang tak terhingga saya bertahan. akhirnya saya dibawa kerungan yang lebih khusus dibelakang ternyata banyak orang india dan 2 orang perempuan dari ukraina yang barangkali masalahnya sama.
 
Jam 10.30 WHK istri saya nelpon menanyakan apa sudah sampai di HK. saya belum ngasi kabar karena diperkirakan jam 6 pagi saya sampai tentulah orang rumah gisau. Ternyata di ruangan khusus diminta tanda tangan untuk dideportasi, Saya pun kaget, kecewa dan sedih ketika itu saya sms uts Ali Bastoni di pekanbaru dia pun kaget tapi dia menenangkan dan menghibur saya. Akhir nya saya berserah diri kepada Allah semua dalam perjalanan hidup ini tidak terlepas dari hikmah, walapun merasa sedih dan kecewa apalagi pemeriksaan super ketat dan bolak balik dari satu ruang keruang lain, sampai jam 12 siang kami dikasi makan dan tempat istirhat, ketika saya dibangunkan karena siap siap mau di pulangkan ketanah air.. Saya minta izin shalat di ruangan petugas imigrasi kamar belakang.sekali lagi saya mengadu sama Allah mungkin ini jalan terbaik.
 
Dan akhir nya saya ikhlas untuk pulang bismillahirahmanirahim, saya di jaga bahkan diantar oleh pihak imigrasi sampai kepintu peswat, paspor dipegang dan tidak boleh mengambil gambar. Saya coba mengambil gambar bendara hongkong bertaraf internasional mengingatkan saya di bandara changi singapore yang begitu sibuk dan indah..saya sms ust Alibastoni tolong kabari kawan kawan bahwa saya pulang, kasi juga kabar kepada istri saya dan ust Subli (saya tulis di rungan khusus di bandara hongkong) 20/2/18. #BalikKeindonesia #Hanya10JamDiHongkonG #RencanaSebulan #AmbilHikmahnya.***
 
Editor : Evi Endri
Sumber : riauterkini.com


[Ikuti GagasanRiau.com Melalui Sosial Media]




Tulis Komentar